TEMPO.CO, Bagdad - Irak berencana mengekspor minyak Basrah Heavy pada bulan depan setelah didesak oleh sebagian besar konsumennya di Eropa, Asia, dan Amerika.
Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan ekspor minyak kelas berat itu bisa membantu Irak itu untuk menjaga kualitas produk minyaknya dan meningkatkan pendapatan.
“Pendapatan dari penjualan minyak kelas berat itu bisa membantu kami untuk meningkatkan produksi juga,” ujarnya.
Saat ini, produksi minyak Irak diprediksi turun karena rendahnya harga minyak dunia telah mengurangi pendapatan negara Timur Tengah tersebut. Bahkan, saat ini Irak masih menunggak utang kepada perusahaan internasional yang mengebor minyak di Irak senilai US$18 miliar.
Padahal, Irak menargetkan pertumbuhan produksi pada 2018 bisa mencapai 6 juta barel per hari, sedangkan produksi pada bulan lalu berada di level 3,34 juta barel per hari.
Pada perdagangan hari ini, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,37% menjadi US$56,94 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 0,25% menjadi US$65,12 per barel.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.