Hasil Tangkapan Nelayan Lamongan Terancam Hilang 75 Persen

Reporter

Kamis, 2 April 2015 12:56 WIB

LAMONGAN 4/10 - PERSIAPAN MELAUT. Seorang pekerja membawa balok es ke sebuah perahu nelayan di Desa Paciran Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (4/10). Setelah libur beberapa hari pada hari raya Idul Fitri, puluhan nelayan setempat yang m

TEMPO.CO, Lamongan - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Suyatmoko, mengatakan hasil tangkapan ikan di daerahnya terancam hilang sekitar 75 persen bila larangan menggunakan pukat tarik dan dogol oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dilaksanakan. "Benar itu," ujar Suyatmoko, Kamis, 2 April 2015.

Suyatmoko merujuk data di Dinas Kelautan dan Perikanan Lamongan yang menyebutkan sebagian besar nelayan di daerahnya menggunakan kapal pukat tarik dan dogol. Dari sekitar 6.300 kapal dan perahu nelayan yang beroperasi di Lamongan, 80 persen di antaranya didesain menggunakan pukat tarik dan dogol.

Data di Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Lamongan menyebutkan jumlah nelayan di kabupaten ini sebanyak 31 ribu orang. Sebagian besar dari mereka bermukim di 17 desa di Kecamatan Paciran dan Brondong. Kampung-kampung nelayan itu tersebar di Desa Kandang Semangkon, Kelurahan Belimbing, Desa Kranji di Kecamatan Paciran, dan Desa Lohgung, Kecamatan Brondong.

Ketua HNSI Cabang Lamongan Agus Mulyono mengatakan, aturan yang dikeluarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merugikan nelayan. Jika dipaksakan, kata dia, nelayan akan melawan. "Kalau kapal pukat tarik ditangkap, kita lawan," ujarnya.

Menurut Agus hilangnya hasil tangkapan laut sekitar 75 persen bukan isapan jempol bila pemerintah memaksakan Peraturan Menteri Kalutan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang larangan pengoperasian beberapa jenis kapal tangkap. "Tidak hanya membunuh kehidupan nelayan, tetapi juga akan mengurangi pendapatan Pemerintah Kabupaten Lamongan," kata dia.

Agus mencontohkan Tempat Pelelangan Ikan Brondong rata-rata menghasilkan sekitar 80 - 100 ton ikan per hari. Sebagian besar ikan yang dibawa adalah hasil tangkapan nelayan di Brondong dan Paciran yang menggunakan kapal pukat tarik serta dogol.

Dengan kondisi seperti itu Agus meminta pemerintah mencari jalan keluar. Misalnya, untuk sementara menangguhkan dulu peraturan tersebut. "Ini serius," kata Agus yang juga Kepala Desa Kandang Semangkon.

SUJATMIKO

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

1 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

4 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

6 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

7 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

11 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

12 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

18 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

20 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

22 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya