Al-Fursan, tim akrobatik asal Arab Saudi ini didirikan pada tahun 2010. Walaupun cukup baru, tim ini sangat mendunia karena keahliannya mengendalikan jet udara. Dengan pelatihan yang keras menjadikan tim baru ini disegani dunia, bermodalkan pesawat Aermacchi MB-339A versi latih. Rivolto Air Base di Itali, menjadi tempat mereka dilatih oleh para personel AU Itali. KARIM SAHIB/Getty Images
TEMPO.CO,Jakarta - Harga minyak mentah dunia naik drastis setelah jet-jet tempur Arab Saudi menggempur pemberontak Houthi di Yaman. Krisis politik di Yaman dikhawatirkan merembet ke Arab Saudi, sehingga mengancam produsen minyak mentah utama dunia itu.
Pada perdagangan hari ini, minyak mentah patokan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Mei mendatang melonjak sebesar US$ 2,28 per barel menjadi US$ 51,49 per barel, sedangkan minyak jenis Brent untuk pengiriman bulan tersebut melompat US$ 2,46 per barel menjadi US$ 58,94 per barel.
Sehari sebelumnya, WTI sudah bergerak naik US$1,70 per barel, sedangkan Brent US$1,37 per barel menyusul kabar Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi mengungsi setelah pesawat tempur Houthi menyerang Istana Kepresidenan Yaman di Aden.
Lokasi Yaman memang berbatasan dengan Arab Saudi. Setelah insiden pengungsian itu, Saudi berusaha membantu Presiden Yaman.
"Ketegangan geopolitik di Yaman telah mendorong harga minyak lebih tinggi lagi," kata Daniel Ang, analis investasi Phillip Futures, di Singapura, kepada AFP, seperti dikutip kantor berita Antara.
Menurut Daniel, Yaman bukan produsen minyak besar, tapi negara ini berada di jalur perdagangan minyak, sehingga ketegangan di sana berpotensi menimbulkan kekacauan aktivitas perdagangan di kawasan itu.
United Overseas Bank Singapura mengatakan pasar khawatir ketidakstabilan politik di Yaman dapat mengancam produsen minyak mentah utama di Timur Tengah.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.