TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ardan Adiperdana membenarkan proses verifikasi data korban lumpur Lapindo menjadi audit pertama yang akan menjadi tugasnya. Menurut dia, audit data korban lumpur Lapindo masih dalam proses.
"Mungkin begitu kali, ya, kita doakan saja. Memang ada permintaan dari pemerintah," katanya di Istana Negara, Jumat, 13 Maret 2015.
Dia mengatakan saat ini proses audit yang berada di lapangan telah mencapai 95 persen. Sayangnya, dia tidak menargetkan waktu penyelesaian proses audit ini. "Saya akan cek lagi," katanya. "Rasanya posisi terakhir ini sudah selesai di lapangan."
BPKP, kata dia, saat ini sedang meninjau ulang semua proses verifikasi dan audit data korban lumpur Lapindo. Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan upaya verifikasi data telah mengikuti standar norma pelaksanaan tugas.
Verifikasi data korban lumpur Lapindo yang dilakukan BPKP Provinsi Jawa Timur telah selesai. Dengan demikian, BPKP pusat saat ini sedang menyusun laporan hasil verifikasi yang dilakukan sejak awal Maret itu.
"Sudah selesai (proses verifikasi), sekarang BPKP sedang proses penyusunan laporan, dan saya tidak tahu kapan selesainya," kata juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dwinanto Hesty Prasetyo, Selasa, 10 Maret 2015.
Menurut Dwinanto, setelah penyusunan selesai, laporan itu akan langsung diserahkan kepada pimpinan BPKP pusat serta lembaga yang meminta verifikasi, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum. Karena itu, BPLS tidak menerima laporan tersebut karena langsung diserahkan kepada pemerintah pusat.
Laporan itu, kata Dwinanto, bisa berbentuk dokumen atau berkas-berkas yang disusun BPKP atau hanya berupa laporan yang akan dipresentasikan di hadapan Menteri PU.
ALI HIDAYAT
Berita terkait
Alexander Marwata Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Segini Harta Kekayaan dan Gaji Wakil Ketua KPK Itu
9 hari lalu
Alexander Marwata mengaku tak ambil pusing dirinya dilaporkan Polda Metro Jaya. Ini harta kekayaan dan gajinya.
Baca SelengkapnyaBersih-bersih LPEI, Sri Mulyani dan Kejagung Bentuk Tim Terpadu
46 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Kejaksaan Agung membentuk tim untuk mengusut sengkarut kredit di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau LPEI.
Baca SelengkapnyaKorupsi Pengadaan Barang dan Jasa Tinggi, Stranas PK KPK Luncurkan Sistem Pengawas E-Katalog
58 hari lalu
Stranas PK KPK mencatat bahwa sektor pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah menjadi ladang praktik korupsi yang tumbuh subur di Indonesia.
Baca SelengkapnyaLuhut Beberkan Modus Instansi Sulap Produk Impor Dikemas jadi Produk Dalam Negeri
58 hari lalu
Menteri Luhut membeberkan modus instansi kementerian dan lembaga yang menyulap produk impor dan dikemas agar tampak sebagai produk dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKAI Commuter Impor KRL dari Cina, BPKP: Kami Belum Audit
2 Februari 2024
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bukasuara soal impor KRL dari Cina oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter.
Baca Selengkapnya2023, BPKP Selamatkan Uang Negara Rp 67,09 Triliun
1 Februari 2024
Hasil kinerja pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berkontribusi Rp 67,09 triliun terhadap keuangan negara.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Luncurkan SPKLU d Jaktim
28 Desember 2023
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jaktim.
Baca SelengkapnyaBuwas soal Utang Pemerintah Rp 16 Triliun ke Bulog: Ini Pengaruhi Kondisi Keuangan
8 November 2023
Dalam rapat kerja Komisi IV DPR, Buwas menyampaikan bahwa utang ini perlu segera dibayarkan pemerintah karena utang itu mempengaruhi kondisi keuangan Bulog.
Baca SelengkapnyaDiminta Jokowi Lunasi Utang Rp 16 Triliun ke Bulog, Ini Respons Sri Mulyani
6 November 2023
Menkeu Sri Mulyani menanggapi permintaan Presiden Jokowi agar segera melunasi utang ke Perum Bulog sebesar Rp 16 triliun.
Baca SelengkapnyaAnang Achmad Latif Sebut Perhitungan BPKP Soal Proyek BTS 4G Salah
2 November 2023
Dalam nota pembelaan atau pledoinya, Anang Achmad Latif mengatakan, perhitungan BPKP tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Baca Selengkapnya