Presiden RI Joko Widodo membuka Bursa Efek Indonesia secara simbolis (BEI) di Jakarta, Jumat 2 Januari 2015. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,13 persen (6,84 poin) ke level 5.233,79 pada perdagangan perdana. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir menguat 25,68 poin (0,49 persen) pada level 5.288,4 pada penutupan sesi I setelah dua hari berturut-turut cenderung bergerak negatif. Ekspektasi positif atas data ekonomi dalam negeri pada awal bulan mendorong investor kembali melakukan pembelian saham. (Baca: Jika Breakdown, Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen)
Menurut Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, sikap investor yang meyakini rilis data ekonomi awal bulan depan akan membaik memang berpengaruh positif pada laju indeks. Neraca perdagangan Desember 2014 yang diperkirakan akan kembali mengalami surplus membangun persepsi positif bagi kinerja emiten. “Meski baru dirilis Senin, pasar sudah berekspektasi positif,” katanya, Jumat, 30 Januari 2015. (Baca: BI: Inflasi Januari Cenderung Rendah)
Satrio menambahkan, gairah beli investor juga terdorong kenaikan tajam Dow Jones. Indeks Dow Jones yang melonjak 225,48 poin ke level 17.416,85 membuat investor percaya prospek pasar saham dalam jangka pendek kembali cerah. (Baca: 2014, Bursa Saham Indonesia Paling Unggul)
Saham-saham perbankan dan konstruksi kembali menjadi pendorong indeks. Saham BBRI naik 0,2 persen menjadi Rp 11.725 per lembar saham, BMRI melonjak 1,6 persen ke level Rp 11.150 per lembar saham, sementara ADHI meningkat 1,6 persen menjadi Rp 3.755 per lembar saham.