Menkeu Pesimistis Pertumbuhan 5,8 Persen

Reporter

Selasa, 27 Januari 2015 09:32 WIB

Menko Perekonomian Sofyan Djalil (tengah) berbincang dengan Gubernur BI Agus Martowardojo (kiri) dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kanan) sebelum rapat kordinasi terkait kenaikan bbm di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis 20 November 2014. TEMPO/Tony Hartawan


TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui target pertumbuhan ekonomi yang diusulkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 sulit tercapai. Menurut dia, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen yang diajukan pemerintah awalnya berdasarkan optimisme ekonomi global pada 2015. (Baca: Pemerintah Tetapkan Asumsi untuk RAPBN Perubahan 2015)

"Menurut World Economic Outlook pada Agustus tahun lalu, ekonomi dunia tumbuh 4 persen. Tapi kemudian IMF merevisi kembali pada Desember lalu menjadi 3,8 persen, dan kembali diturunkan pada Januari 2015 menjadi 3,5 persen," kata Bambang dalam rapat kerja pembahasan asumsi makroekonomi dengan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin malam, 26 Januari 2015.

Bambang mengatakan, dalam revisi terakhir itu, pemerintah melihat adanya penurunan optimisme ekonomi global. Apalagi proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN juga turun dari 5,4 persen menjadi 5,2 persen. "Sedangkan ekonomi Indonesia separuh dari ASEAN," ujar Bambang. (Baca: Menteri Optimistis UKM Bisa Berkompetisi di MEA)

Menurut Bambang, proyeksi pertumbuhan ekonomi sendiri awalnya dihitung sebesar 5,3 persen. Namun, dengan adanya realokasi subsidi pada belanja infrastruktur tahun ini, pemerintah melihat adanya peluang sehingga pertumbuhan bisa ditambah 0,5 persen. "Tapi ternyata proyeksi pertumbuhan dari World Economic Outlook terus turun," katanya.

Selanjutnya: BI Perkirakan Terjadi Koreksi 15 Persen

<!--more-->

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pemerintah memang mempunyai tantangan berat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,8 persen. Sebab, ada potensi koreksi harga untuk delapan komoditas utama pada tahun ini. "Tahun lalu koreksinya 4 persen. Tahun ini bisa mencapai 15 persen," katanya.

Agus mengatakan pembahasan APBN Perubahan 2015 harus segera diselesaikan agar pemerintah bisa mendapatkan tambahan angka pertumbuhan dari realisasi belanja infrastruktur yang tahun ini jumlahnya meningkat. "Kalau cepat, belanja infrastruktur bisa direalisasikan karena biasanya selalu pada kuartal III," katanya. (Baca: 2014, Bisnis Kondominium Mewah Moncer)

Pemerintah dengan DPR hingga kemarin malam masih membahas asumsi makroekonomi. Dari empat asumsi makro yang dibahas di Komisi Keuangan dan Perbankan, masih belum ada kesepakatan mengenai angka pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah. Fraksi Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Nasional Demokrat menilai pertumbuhan sebaiknya dipatok pada angka realistis sebesar 5,6 persen.

Sedangkan, untuk nilai tukar, beberapa fraksi mengusulkan range 12.200-12.000 per dolar AS. Pemerintah dalam APBN Perubahan mengusulkan nilai tukar 12.200 per dolar AS. Untuk inflasi, parlemen sepakat pada angka 5 persen dan tingkat suku bunga 6,2 persen sesuai yang diusulkan pemerintah. (Baca: Pelemahan Rupiah Menguntungkan, Asal ...)

ANGGA SUKMAWIJAYA

Terpopuler

Pengakuan Ratna Mutiara, Saksi Kunci Bambang KPK
Kini, Giliran Zulkarnain KPK Dilaporkan ke Polisi
Diminta Tegas Soal KPK, Jokowi Kutip Ronggowarsito
Menteri Tedjo: Tak Percaya Polisi? Bubarkan Saja
3 Aktor Kontroversial di Balik Kisruh KPK vs Polri



Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

12 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

3 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya