OJK: Keuangan Inklusif 100 Persen Butuh Waktu  

Sabtu, 20 Desember 2014 15:33 WIB

Ketua Komisioner OJK Muliaman Hadad (ketiga dari kanan) saat menutup perdagangan terakhir di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (30/12). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad menargetkan tingkat inklusi keuangan mencapai 75 persen dalam tiga-empat tahun ke depan. Muliaman berharap layanan keuangan tanpa kantor bisa mewujudkan target itu.

"Inginnya, sih, (inklusi keuangan) 100 persen, tapi membutuhkan waktu. Kami mendorong 75 persen untuk jangka menengah, jangka panjang 100 persen," kata Muliaman setelah menghadiri pembukaan Pasar Keuangan Rakyat 2014 di Jakarta International Expo, Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2014. (Baca: Keuangan Inklusif Bisa Jadi Solusi Kemiskinan)

Inklusi keuangan merupakan upaya pemerintah yang bertujuan meniadakan segala bentuk hambatan yang bersifat harga dan nonharga terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan.

Nah, dengan layanan keuangan tanpa kantor itu, ujar Muliaman, bank-bank nantinya tak harus hadir di tengah masyarakat secara fisik. Kehadiran lembaga jasa keuangan cukup diwakili oleh agen-agen lembaga jasa yang sudah terlatih. "Dengan demikian, akan terjadi peningkatan inklusi dan keterbukaan akses.” (Baca: Minim, Rakyat Terhubung Industri Keuangan)

Pasar Keuangan Rakyat 2014 merupakan rangkaian acara peluncuran Layanan Keuangan Mikro (LKM), yang telah dilaksanakan di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis, 18 Desember 2014. Dalam LKM, lembaga jasa keuangan menawarkan produk dan jasa untuk kalangan mikro, seperti asuransi mikro, kredit mikro, tabungan tanpa biaya administrasi, dan reksadana mikro.

Kehadiran agen-agen bank di wilayah mikro menjadi upaya untuk makin membuka akses masyarakat ke industri keuangan formal. Muliaman menuturkan sasaran masyarakat terlibat dalam industri tersebut sebetulnya menjadi target nomor dua. “Yang penting, kita buka aksesnya dulu," kata Muliaman.

Adapun berdasarkan survei nasional literasi keuangan OJK tahun lalu, tingkat inklusi keuangan baru mencapai 59,74 persen. Penggunaan produk dan jasa keuangan masih didominasi oleh sektor perbankan sebesar 57,28 persen, diikuti asuransi (11,81 persen), pembiayaan (6,33 persen), pegadaian (5,04 persen), dana pensiun (1,53 persen), dan pasar modal (0,11 persen).

KHAIRUL ANAM

Berita terpopuler:
Natal dan Tahun Baru, BI Siapkan Rp 88 Triliun
Alex Sinaga Resmi Pimpin Telkom
Natal dan Tahun Baru, Tiket Citilink Ludes






Berita terkait

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

1 hari lalu

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

Long Distance Marriage semakin banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia. Simak 5 tips pengelolaan keuangan keluarga.

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

2 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

2 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

5 hari lalu

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih kenaikan peringkat menjadi BBB dai Fitch Rating. Tak hanya BBB, terdapat jenis peringkat lain.

Baca Selengkapnya

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

6 hari lalu

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

Mendapat lisensi resmi dari OJK pada 2021, izin operasi TaniFund akhirnya dicabut OJK akibat gagal bayar.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

13 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

16 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

21 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

21 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

21 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya