Pekerja memuat Crude Palm OIL (CPO) ke dalam drum di kawasan pelabuhan Priok, Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah
Di luar produk ekspor, masih ada sektor bisnis yang mengeruk untung, yakni pariwisata. Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Asita) Asnawi Bahar mengatakan nilai transaksi pariwisata nasional akan mencapai US$ 500 juta. Target itu didapat dari perkiraan kunjungan wisatawan mancanegara pada akhir 2014 yang mencapai 1,7 juta orang atau 10 persen lebih besar daripada tahun lalu (saat rupiah relatif kuat). "Biasanya tidak sampai segitu," ujarnya.
Menurut Asnawi, pelemahan rupiah juga membuat kunjungan wisatawan lokal tumbuh 20 persen. Sebab, menguatnya dolar akan menurunkan jumlah perjalanan ke luar negeri hingga 20 persen. Masyarakat akan lebih memilih mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata domestik. (Baca: Rupiah Jeblok, Kenapa JK Tetap Santai?)
Asnawi memprediksi sekitar 50 juta wisatawan domestik akan berlibur selama liburan Natal dan tahun baru 2015 atau naik dari dua kali lipat dibandingkan bulan biasa. Dengan perkiraan jumlah wisatawan sebanyak itu, dia memprediksi pengeluaran uang selama liburan Natal dan tahun baru mencapai Rp 150 triliun. Sebab, setiap wisatawan rata-rata akan menghabiskan duit sekitar Rp 3 juta.