Bank Indonesia Kekurangan Pengawas dan Pemeriksa

Reporter

Editor

Selasa, 14 Juni 2005 06:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bank Indonesia meningkatkan pengawasan terhadap seluruh bank . "Peningkatan pengawasan bank itu prosedur biasa yang kami lakukan. Pada prinsipnya minimal satu tahun sekali diperiksa BI. Kalau terjadi kasus-kasus, kami bisa setiap saat datang ke sana,"ujar Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Halim Alamsyah.Artinya BI tidak akan mengubah sistem pengawasan perbankan menjadi lebih dari setahun sekali paska mencuatnya kasus kredit macet Bank Mandiri. "Bukannya belum mengubah cara pengawasan bank, tapi sistemnya tidak. Kalau diperlukan, kalau ada kasus, ataupun diduga akan menjadi kasus, BI akan lebih sering mendatangi bank tersebut. Itu tidak perlu memberitahu dulu ke bank,"kata Halim. Direktur Pengawasan Bank I BI Rusli Simanjuntak berpendapat sama, kewajiban BI dalam melakukan supervisi langsung (supervision onsite) dilakukan setidaknya setahun sekali secara random sampling kepada semua bank. Hal-hal yang diperiksa meliputi: CAMELS (capital, asset quality, management, earning, liquidity, sensitivity). Menurut Rusli, ada kalanya BI menemukan sesuatu atau praktek yang tidak sesuai dengan peraturan perbankan dan BI, dan ada kalanya juga praktek tersebut tidak terdeteksi. Menurut Halim BI tidak mungkin memeriksa seluruh cabang bank. "Misalnya BRI yang punya cabang belasan ribu, mana mungkin kami bisa mendatangi dan memeriksanya? Selain itu, BI punya keterbatasan SDM pemeriksa dan pengawas,"katanya. Rr. Ariyani

Berita terkait

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

16 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

21 jam lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya