ICW : Anggaran Kementerian Bisa Dihemat 30 Persen

Reporter

Kamis, 18 September 2014 03:10 WIB

Joko Widodo didampingi Rini Soewandi (kiri) usai resmikan Kantor Transisi Jokowi-JK di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, 4 Agustus 2014. Kantor tersebut jadi tempat persiapan pemerintahan transisi dari SBY hingga pelantikan 20 Oktober, termasuk pembentukan kabinet dan APBN 2015. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO , Jakarta:Koordinator Indonesia Corruption Watch, Ade Irawan, mengatakan pemerintah seharusnya bisa menghemat anggaran belanja kementerian dan lembaga hingga sepertiganya dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015. "Pemerintah bisa hemat anggaran belanja kementerian dan lembaga hingga 30 persen," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu 17 September 2014. (Baca : Andi: Kabinet Jokowi Tak Tambah Anggaran)

Menurut dia, Badan Anggaran seharusnya bisa menyaring anggaran belanja kementerian dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 sebelum menjadi Undang-Undang. Pos anggaran yang tidak penting, semestinya bisa dipangkas. (Baca : Jokowi Akan Gunakan RAPBN 2015)

Borosnya penggunaan anggaran oleh kementerian dan lembaga negara, dikeluhkan oleh Tim Transisi yang dibentuk presiden terpilih, Joko Widodo. Sejumlah pos anggaran di RAPBN 2015, dianggap bermasalah. Menurut Pokja Anggaran Tim Transisi yang dipimpin Deputi Tim Transisi, Hasto Kristianto, ada sejumlah pos anggaran belanja barang yang mencurigakan. Antara lain adalah belanja pemeliharaan Rp 31,168 triliun dan belanja perjalanan dalam negeri RP 35,196 triliun. Ada juga belanja perjalanan luar negeri Rp 2,786 triliun. (Baca: Chairul Tanjung: RAPBN 2015 Tak Akan Bebani Jokowi)

Belanja-belanja ini mencurigakan karena angka kenaikannya yang melonjak dari anggaran tahun sebelumnya. Anggaran rapat paling disorot karena kebiasaan kementerian dan lembaga menggelar pertemuan di hotel-hotel mewah dan di tempat-tempat yang jauh. Padahal menurut Tim Transisi, instansi pemerintah bisa memanfaatkan kantor atau gedung pemerintahan.

Menurut Ade, borosnya alokasi anggaran ini semestinya menjadi perhatian Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat. Anggota Banggar diminta agar mengkritisi pengajuan RAPBN 2015 terutama untuk pos pengajuan anggaran belanja kementerian dan lembaga. "Anggaran operasional kementerian biasanya jarang dikritisi, karena pengajuannya dianggap wajar oleh Banggar," kata Ade. Selain Banggar, pengawasan juga bisa dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait.

GANGSAR PARIKESIT

Berita Terpopuler

Koin Logam 5.200 SM Ditemukan di Gunung Padang
Bimbim Slank Demen Bila Ahok Marah
Di Twitter, Wanita ISIS Ini Pegang Kepala Buntung
Artidjo: Luthfi Lakukan Korupsi Politik

Berita terkait

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

46 menit lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 jam lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

7 jam lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

5 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

5 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

5 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

5 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

5 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya