Masyarakat Ekonomi ASEAN Sulit Dicapai Tahun Depan

Reporter

Senin, 25 Agustus 2014 05:21 WIB

ASEAN Senior Economic Officials di Myamnar. asean2014.gov.mm

TEMPO.CO , Jakarta: Implementasi langkah-langkah prioritas (priority key deliverable) menuju tercapainya Masyarakat Ekonomi ASEAN hingga akhir Desember 2013 sudah mencapai 82,1 persen (188 langkah). Sedangkan langkah yang belum berhasil diimplementasikan sebanyak 17,9 persen (41 langkah).

Berdasarkan dokumen Kementerian Perdagangan yang dilansir dalam pertemuan Senior Economic Officials Meetings (SEOM) ASEAN di Nay Pyi Taw, Myanmar, hari ini, Ahad, 24 Agustus 2014, langkah prioritas yang belum disepakati antara lain tindakan untuk mewujudkan arus bebas barang, jasa, investasi, pangan, transportasi, dan pajak. (Baca: Pejabat ASEAN Matangkan Rencana Liberalisasi.)

Duta Besar Indonesia untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Iman Pambagyo, menyebutkan waktu yang tersisa hingga 31 Desember 2015 diperkirakan tidak cukup untuk menyelesaikan semua langkah prioritas. “Memang akan ada langkah prioritas yang meleset. Makanya sejak awal tahun ini sudah ada diskusi perihal kelanjutan MEA setelah 2015,” ujarnya.

Ia mengatakan, konsep yang tengah dibahas setelah 2015 adalah konsolidasi dan kelanjutannya (consolidation and go beyond). Prinsipnya, langkah-langkah yang tidak sempat diimplementasikan hingga akhir 2015, akan dituntaskan pada tahun-tahun mendatang.

Salah satu langkah lanjutan MEA yang diusulkan Indonesia adalah penguatan sektor jasa. Alasannya, selama ini Indonesia dan ASEAN selalu bicara perdagangan barang, produk pertanian, atau elektronik. “Kita lupa bahwa nilai tambah banyak diberikan oleh jasa. Kontribusi jasa terhadap produk domestik bruto terus meningkat,” ujarnya.

Dikatakan Iman, ASEAN juga belum bisa mengukur efektivitas dari implementasi MEA yang sudah dijalankan secara bertahap sejak 2008. Selama ini, negara-negara ASEAN baru bisa membuat peringkat kepatuhan (compliance rate) atas pelaksanaan langkah-langkah prioritas, namun tidak mengukur efektivitas langkah tersebut.

“Misalkan, ratifikasi perjanjian hanya dituliskan sudah atau belum. Tapi, implementasi dari perjanjian yang diratifikasi itu tidak diukur,” kata mantan Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan ini.

Padahal, katanya, mungkin saja perjanjian yang diratifikasi tersebut belum dijalankan secara penuh oleh negara-negara anggota ASEAN. Kemungkinan lagi, bisa saja perjanjian yang diratifikasi sudah dijalankan, namun apakah efektif dalam mencapai tujuan MEA atau tidak, belum bisa diukur.

Pada 23 - 28 Agustus 2014, pejabat-pejabat ekonomi ASEAN bertemu di Nay Pyi Taw, Myanmar. Mereka hendak mematangkan rencana pelaksanaan MEA. Pertemuan dibuka dengan perundingan level SEOM yang berlangsung hingga Ahad. Setelah itu, dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri pada 25-28 Agustus 2014.

Setelah tingkat menteri, pertemuan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara ASEAN dengan enam negara mitra serta pertemuan multilateral antara ASEAN dengan Cina, Jepang, dan Korea Selatan (ASEAN+3). Selain itu, ada pula perundingan ASEAN dengan regional Mekong yang merupakan bagian dari kerja sama BIMP-EAGA (Brunei, Indonesia, Malaysia, Philipines-East ASEAN Growth Area).

Konsep MEA dicetuskan pertama kali dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-9 pada tahun 2003 di Bali. Ketika itu, para pemimpin ASEAN menyepakati Bali Concord II yang memuat tiga pilar untuk mencapai visi ASEAN 2020. Yaitu ekonomi, sosial-budaya, dan politik-keamanan.

Terkait dengan pilar ekonomi, upaya pencapaian visi ASEAN 2020 diwujudkan dalam bentuk MEA. Kerja sama ini merupakan komitmen untuk menjadikan ASEAN antara lain sebagai pasar tunggal dan basis produksi serta kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, seluruh negara ASEAN harus melakukan liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, serta arus modal.

Pada 2007, pemimpin ASEAN menyepakati percepatan implementasi MEA dari 2020 menjadi 2015. Lantas, dirumuskanlah cetak biru MEA yang dibagi ke dalam empat tahap mulai dari 2008 hingga 31 Desember 2015.

EFRI RITONGA



TERPOPULER
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Unimog Milik Massa Prabowo Harganya Rp 1-2 Miliar
Fenomena Bulan Kembar pada 27 Agustus Hoax
Begini Spesifikasi Calon Tunggangan Jokowi

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

1 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

3 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

3 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

5 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

6 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

6 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

6 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

6 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya