Petani Cabai Desak Revisi UU Holtikultura

Reporter

Selasa, 5 Agustus 2014 20:38 WIB

Ilustrasi cabai. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Kediri - Petani cabai di Jawa Timur mendesak pemerintah merevisi Undang-Undang Holtikultura yang memicu anjloknya harga cabai nasional. Jika tak segera diambil langkah cepat, harga cabai diperkirakan akan terus menurun hingga musim panen September mendatang.

Penurunan harga cabai bukan akibat berlebihnya volume produksi petani. “Harga terpuruk lantaran industri olahan cabe mengurangi pembelian dari petani hingga 30 persen sejak April lalu,” kata Sekretaris Ikatan Persaudaraan Petani Holtikultura Kediri (IPPH) Mudjijo kepada Tempo, Selasa, 5 Agustus 2014.

Selama ini petani menggantungkan penjualan cabai kepada industri. Dari seluruh produksi cabai nasional, 40 persen diserap perusahaan olahan. Sedangkan sisanya 60 persen dilempar ke pasar bebas. Dengan anjloknya permintaan cabai dari industri, barang membanjiri pasar.

Menurut Mudjijo, industri memilih menghabiskan sisa stok impor berbentuk pasta yang lebih murah dibandingkan harga cabai petani. Menurut catatan IPPH, jumlah pembelian impor pada 2013 sebanyak 2.000 ton. Hal ini berdampak pada tertolaknya cabai-cabai yang biasanya diserap industri dan terpaksa dilempar ke pasar umum. Saat ini harga cabai di tingkat pedagang di Kabupaten Kediri sebesar Rp 1.500 per kilogram.

Karena itu besok pada tanggal 15 Agustus, para petani cabai seluruh Jawa Timur akan bertemu Gubernur Soekarwo dan Dirjen Holtikultura untuk mencari langkah cepat penyelamatan harga. Jika kondisi ini dibiarkan dipastikan harga cabai pada musim panen September mendatang akan terus merosot. “Jelas petani akan bangkrut.”

Salah satu usul yang akan disampaikan petani adalah revisi Undang-Undang Holtikultura yang selama ini tak cukup melindungi petani. Sebab undang-undang ini hanya mengatur produk segar. Sedangkan perusahaan menyiasatinya dengan mengimpor cabai olahan berbentuk pasta yang tak diatur Undang-Undang Holtikultura.

Sejumlah petani juga meminta perusahaan tak mengurangi pembelian dari petani dan diatur dalam ketentuan mengikat. Hal ini akan memberikan kepastian harga bagi petani setiap musim panen sekaligus menyerap hasil panen. “Sekarang perusahaan bisa menolak beli,” keluh Solikin, salah satu petani cabai di Kecamatan Papar, Kediri.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

9 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

14 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

16 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

21 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

21 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

25 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

27 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

33 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

34 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

39 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya