TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dua jalur alternatif untuk arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini. "Dua jalur ini bisa digunakan sebagai alternatif jika kemacetan terjadi di jalur utama," kata Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang, Banten, Yuyus Rusniady, Kamis, 17 Juli 2014.
Di sepanjang jalan lingkar selatan yang menghubungkan Serpong-Cisauk-Legok-Tigaraksa-Serang itu masih mengalami kerusakan dan belum ada tanda-tanda akan diperbaiki. Jika malam hari, jalan dua lajur sepanjang 40 kilometer itu tidak ada penerangan dan sepi sehingga rawan kecelakaan dan kejahatan. Terdapat penyempitan jalan dengan lebar 5 meter sehingga menyulitkan pengendara pada saat berpapasan dengan kendaraan lain. (Baca: Perbaikan JalurAlternatif Ditarget Rampung H-10)
Demikian pula jalan lingkar utara yang menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta-Sepatan-Mauk-Kronjo-Serang juga masih minim penerangan dan fasilitas keselamatan lalu lintas sehingga masih relatif rawan. "Secara konstruksi jalan ini kategori baik," ucap Yuyus.
Tak adanya fasilitas penerangan tersebut membuat jalur alternatif yang menghubungkan jalan di wilayah Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Tangerang Utara, Tangerang Barat, dan Bandara Soekarno-Hatta itu rawan kejahatan dan kecelakaan.
Pemudik dari arah Jakarta maupun Serang bisa menggunakan jalur utama yaitu Jalan Raya Serang sepanjang 27,7 kilometer dari Bitung hingga Jayanti dan jalan tol Jakarta-Merak.
Mudik Lebaran 2017 Lancar, Kementeriaan PUPR Raih Penghargaan
2 Agustus 2017
Mudik Lebaran 2017 Lancar, Kementeriaan PUPR Raih Penghargaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berharap kondisi jaringan jalan nasional dan semua jalan tol dalam kondisi yang lebih baik pada mudik Lebaran 2018.