TEMPO.CO, Jakarta - PT Trans Retail Indonesia berupaya mengembangkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tiap daerah dengan menyediakan gerai Pojok Rakyat yang menyasar pengusaha kecil.
"Jujur saja, memelihara perusahaan besar seperti Unilever lebih mudah ketimbang memelihara seribu pengusaha UMKM," kata juru bicara PT Trans Retail Indonesia, Hendrik Adrianto, seusai peresmian Transmart Carrefour Super Center di Cikokol, Tangerang, Jumat, 20 Juni 2014. (Baca juga: 85 Gerai Carrefour Menjadi Transmart)
Hendrik menuturkan sejak 2010 perkembangan pengusaha UMKM di Pojok Rakyat tidak selalu mulus. "Hampir 50 persen 'batuk-batuk', ada yang kena 'penyakit jantung', dan akhirnya berhenti," katanya.
Oleh sebab itu, Trans Retail bekerja sama dengan akademikus dari tujuh universitas dan pemerintah daerah memberikan pendampingan dan pembinaan kepada pengusaha UMKM. "Kami membina para pengusaha UMKM supaya bisa naik kelas dalam setahun. Artinya, pengusaha mikro berkembang menjadi pengusaha kecil," kata Hendrik.
Bila pengusaha naik kelas, ruang usaha miliknya diberikan kepada pengusaha yang baru. "Sehingga terjadi kontinuitas. Berbeda bila kami hanya memberikan ruang pameran yang sifatnya sementara," ujar Hendrik. (Lihat pula:UMKM Jadi Penopang Ekonomi Indonesia).
Pojok Rakyat Transmart Carrefour adalah Pojok Rakyat ke-25 di Indonesia. Di Banten, ada empat Pojok Rakyat yang berlokasi di Carrefour Bintaro, Carrefour Bumi Serpong Damai, Carrefour Lippo Karawaci, dan Transmart Carrefour Tangerang.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.