Pemerintah Terus Kejar Dividen Freeport  

Reporter

Editor

Sugiharto

Jumat, 13 Juni 2014 06:09 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyatakan akan kembali berupaya menagih dividen atau keuntungan dari PT Freeport Indonesia tahun ini. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, meskipun Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Freeport telah memutuskan tak membagi dividen, pemerintah akan bernegosiasi dengan perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu terkait dengan dividen.

"Masalahnya mereka sudah RUPS dan memutuskan tak bagi dividen ke semua pemegang saham. Tapi masih diupayakan," kata Bambang seusai rapat dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis, 12 Juni 2014.

Dalam paparan kepada Badan Anggaran, pemerintah menargetkan dividen dari Freeport sebesar Rp 1,5 triliun. Setoran dividen ini penting untuk mencapai target penerimaan negara dari dividen sebesar Rp 40 triliun. (Baca: Nasib Kontrak Freeport di Tangan Presiden Baru)

Semula, pemerintah mengusulkan target penerimaan dari dividen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2014 diturunkan dari Rp 40 triliun menjadi Rp 37,95 triliun. Penurunan target ini karena PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tak bisa menyetor dividen tahun ini. Padahal pemerintah memperkirakan perusahaan setrum negara itu bisa menyetor dividen Rp 4 triliun. "PLN yang pada 2013 bisa memberikan dividen Rp 1,44 triliun turun jadi nol karena rugi kurs. Akibat rugi kurs, PLN rugi Rp 29 triliun, dan perusahaan rugi tidak mungkin membagi dividen," kata Bambang.

Bambang mengatakan perusahaan-perusahaan pelat merah yang sudah menjadi perusahaan publik telah melangsungkan RUPS sehingga sulit untuk diminta menambah dividen. Sedangkan BUMN yang tak mencatatkan saham di bursa, menurut Bambang, kurang menguntungkan.

"Harapan mungkin tinggal saham pemerintah di Freeport, kami masih upayakan. Tapi, karena mereka tidak membagi dividen untuk pemegang saham termasuk induknya di Amerika Serikat, ini menyulitkan posisi pemerintah sebagai pemegang saham minoritas," kata Bambang.

Namun, karena usulan mengurangi target dividen ditolak DPR, pemerintah menyatakan akan mengejar pendapatan dari Freeport dan BUMN-BUMN lain. "Yang potensial masih ada," ujar Staf Ahli Kementerian BUMN Achiran Pandu Djajanto di tempat yang sama.

BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE

Berita Terpopuler:
Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro APBNP

Smartphone Mozilla Rp 295 Ribu Hadir di Akhir 2014

Beberapa Faktor Ini Sebabkan Rupiah Melemah

Harga Emas Comex Melemah Tipis Pagi Ini

2015, ESDM: Lifting Minyak 830 Ribu Barel Per Hari

Masyarakat Miskin Makin Suka Pangan Olahan

Berita terkait

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

2 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

4 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

6 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

15 hari lalu

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

Presiden Jokowi memerintahkan divestasi saham lanjutan PT Freeport Indonesia sehingga negara mempunyai saham 61 persen.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

23 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

24 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

24 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

25 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

25 hari lalu

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.

Baca Selengkapnya

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

26 hari lalu

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

PT Timah Tbk terbelit kasus korupsi hingga Rp 271 triliun. Begini profil perusahaan BUMN pertambangan timah yang telah didirikan sejak 1976.

Baca Selengkapnya