TEMPO.CO, Bojonegoro - Tiga orang mengalami luka bakar akibat meledaknya sumur di area lapangan minyak dan gas bumi Sukowati, Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Selasa pagi, 27 Mei 2014. Pihak Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB-PPEJ) menurunkan tim investigasi untuk mengetahui penyebab meledaknya sumur yang berlokasi di timur Kota Bojonegoro ini.
Tiga korban luka bakar tersebut sudah dirawat di rumah sakit swasta terdekat di Kota Bojonegoro. Seorang korban akan dirujuk ke rumah sakit di Surabaya mengingat luka bakarnya di atas 20 persen. Sedangkan dua orang tetap dirawat di Bojonegoro.
Ledakan ini juga membuat operasional pengeboran untuk sementara dihentikan. Ledakan keras dari sumur sampai terdengar hingga radius 600 meter. “Terdengar sampai di rumah saya,” ujar Dawir, warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Selasa, 27 Mei 2014.
Hingga Selasa siang ini, tim keamanan dari Kodim Bojonegoro, polisi, dan juga keamanan dari JOB-PPEJ tengah melakukan pemeriksaan di sumur B Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, mulai Selasa pagi. Ada ahli sumur minyak dari Jakarta ikut membantu menyelidiki penyebab terbakarnya sumur di Pad B.
Field Administration Superintendent (FAS) JOB-PPEJ Basith Sarwani mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab meledaknya sumur di Pad B. Dia hanya memaparkan kronologi kejadian. Ketika itu stafnya sedang melakukan perbaikan sumur. Saat memasukkan pipa ke lubang sumur, tiba-tiba terdengar gesekan besi. Beberapa detik kemudian, muncul percikan api.
Percikan api itulah yang kemudian menjalar dan membakar tiga orang yang sedang memasang pipa. “Penyebab itu yang kami investigasi,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 27 Mei 2014.
Basith juga menyanggah pernyataan yang menyebutkan penyebab meledaknya sumur dengan kedalaman sekitar 2.000 meter ini karena blowout alias gas atau cairan yang tak bisa dikendalikan di sumur. Pihaknya tidak bisa mengira-ngira penyebabnya mengingat pekerjaan ini dilakukan di area tambang minyak dan gas, sehingga harus pasti.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro Amir Sahid mengatakan area tambang adalah kawasan khusus. Mereka memiliki mekanisme sendiri untuk penanggulangan dan pengamanannya. Meski demikian, pihak BPBD juga harus dapat pelaporan jika ada kejadian yang berkaitan dengan bencana. “Mereka punya otonomi pengamanan khusus,” ujarnya singkat.
Area tambang minyak dan gas di lapangan sumur Sukowati tak hanya satu dua kali ini terjadi ledakan atau juga kebakaran gas. Tercatat sudah lebih dari lima kali terjadi kasus yang hampir sama. Tempo.co pada 31 Juli 2006 melaporkan ada enam warga keracunan gas dari sumur minyak Sukowati, Kapas, Bojonegoro.
Hasil rekam medik dari RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Bojonegoro, menyebutkan para pasien itu mengalami gejala klinis, seperti mual dan pusing-pusing, yang diakibatkan keracunan. Pasien yang dirawat itu berasal dari Desa Campurejo, Desa Ngampel, dan Desa Sambiroto, yang berlokasi di sekitar sumur minyak Sukowati.
SUJATMIKO
Berita Terpopuler
Alasan TNI Pecat Prabowo Kembali Dipertanyakan
Kivlan Zen Tolak Ungkap Fakta 1998 di Depan Komnas HAM
KPK Segera Periksa Anggito Abimanyu
Komnas HAM Bakal Panggil Paksa Kivlan Zen
Atletico Kecam Sikap Madrid di Final
Berita terkait
Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas
23 Februari 2024
Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.
Baca SelengkapnyaPenyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar
3 Januari 2023
BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAirlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas
24 November 2022
Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas
23 November 2022
Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.
Baca SelengkapnyaKepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar
23 November 2022
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.
Baca SelengkapnyaEks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri
28 Oktober 2022
Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri
Baca SelengkapnyaTemuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif
21 Juli 2022
SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.
Baca SelengkapnyaArus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen
25 April 2022
BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaKrisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu
24 Oktober 2021
Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil
Baca SelengkapnyaJoe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas
22 Januari 2021
Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.
Baca Selengkapnya