TEMPO.CO, Jakarta - Tanaman hias berpeluang besar menjadi komoditas yang menguntungkan. Permintaan pasar yang terus meningkat sebesar sepuluh persen tiap tahun membuat sektor florikultura sangat menjanjikan dari sisi bisnis. “Pedagang kecil seperti kami omzetnya bisa mencapai Rp 3-5 juta tiap bulan,” ujar Rizal, penjual tanaman hias di kawasan Senayan pada Kamis, 15 Mei 2014.
Perkembangan bisnis di sektor florikultura ini didorong oleh tingginya permintaan tanaman hias dari pengembang perumahan dan apartemen baru di kota-kota besar. “Pelanggan kami paling banyak dari pemilik rumah baru atau pengembang properti yang butuh mempercantik huniannya," kata Rizal. Tak mengherankan, kata dia, jika permintaan pasar terhadap tanaman hias meningkat sebesar 31,62 persen.
Tingginya permintaan terhadap tanaman hias ternyata juga diimbangi dengan meningkatnya produktivitas. Data Kementerian Pertanian menunjukkan total produksi tanaman hias mencapai 616 juta tangkai dengan laju pertumbuhan sebesar 26 persen tiap tahunnya.
“Dari sisi produktivitas, tanaman anggrek dan krisan merupakan yang tertinggi mencapai di atas 30 persen,” kata Farida Nuraini, Kepala Seksi Bimbingan Usaha Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura Kementerian Pertanian.
Akan tetapi, potensi bisnis ini bisa terlewatkan bila pemerintah tidak peduli terhadap merosotnya jumlah lahan panen untuk tanaman hias. “Luas panen untuk komoditas anggrek dan mawar yang merosot tajam mencapai minus sepuluh persen,” kata Farida. Hal ini amat riskan mengingat permintaan terhadap kedua tanaman hias tersebut tergolong tinggi.
RAYMUNDUS RIKANG R.W.
Terpopuler
Hindari Pembobolan, Ini Tip Aman Gunakan ATM
Kasus Vimeo, APJII Nilai Kemenkominfo Arogan
Rekam Jejak Hatta Tak Sejalan dengan Dunia Usaha
Berita terkait
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
3 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
5 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
8 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
8 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
19 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaGoogle Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India
30 hari lalu
Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun
33 hari lalu
Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
33 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian
42 hari lalu
Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur
Baca SelengkapnyaDedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara
45 hari lalu
Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.
Baca Selengkapnya