Eksplorasi Perlu Digiatkan untuk Tekan Impor Migas  

Reporter

Selasa, 6 Mei 2014 03:45 WIB

BPH Migas

TEMPO.CO, Jakarta - Eksplorasi menjadi salah satu kunci pendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi. Namun, menurut Indonesia Petroleum Association (IPA), saat ini nilai investasi dan realisasi pengeboran eksplorasi di Indonesia masih rendah.

“Dari target pengeboran eksplorasi 206 sumur hingga April, yang realisasi baru 23 sumur atau sekitar 11 persen. Kalau (situasinya) seperti ini terus, tentu impor minyak akan sulit dikurangi,” kata Wakil Ketua IPA Sammy Hamzah di Jakarta, Senin, 5 Mei 2014.

Realisasi pengeboran eksplorasi ini jauh lebih rendah dibanding realisasi pengeboran sumur pengembangan dan pengerjaan ulang sumur. Pada periode Januari hingga April 2014, realisasi pengeboran sumur pengembangan telah mencapai 33,4 persen, dengan pengeboran 434 dari target 1.300 sumur. Sedangkan realisasi work over sumur telah mencapai 24,7 persen, dengan pengeboran 245 sumur workover dari target 989.

Sammy menambahkan, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,4 persen per tahun, Indonesia akan kekurangan pasokan migas sekitar 2 juta barel pada 2025. Untuk mengatasi kekurangan ini, menurut Sammy, hanya ada empat cara: enhanced oil recovery, pemanfaatan gas nonkonvensional, eksplorasi migas konvensiona, dan impor. (Baca juga: Ekonomi Melambat, Impor Migas Tetap Tinggi)

"Tetapi impor bukan alternatif yang kami inginkan, karena dampaknya akan menggerus devisa dan menekan nilai tukar rupiah. Kalau mau mengatasi impor, harus digalakkan eksplorasi," kata Sammy.

Pada sisi nilai investasi, data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi eksplorasi masih jauh lebih rendah dibanding pengembangan dan produksi. Sepanjang 2013, investasi untuk eksplorasi sebesar US$ 2,97 juta atau 14,5 persen dari total investasi migas pada 2013 yang mencapai US$ 20,39 juta. Sedangkan investasi untuk produksi pada periode tersebut mencapai US$ 11,86 juta dan investasi pengembangan US$ 4,18 juta.



BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE

Berita terkait

Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

11 Oktober 2019

Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

SKK Migas menargetkan produksi migas 1 juta barel per hari pada 2030.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

10 Januari 2018

Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

Produsen minyak dan gas bumi kelas dunia menyambut perbaikan harga Minyak Dunia dengan menggenjot investasi.

Baca Selengkapnya

ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

9 Januari 2018

ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan produksi minyak bumi pada tahun ini sulit bertambah.

Baca Selengkapnya

Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

29 Agustus 2017

Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan Pertamina harus siap menjalankan operasi, baik dengan Total maupun tanpa Total.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

28 Agustus 2017

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

Target produksi Pertamina EP belum terpenuhi karena pemboran
akhir tahun lalu tidak signifikan.

Baca Selengkapnya

Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

31 Juli 2017

Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

Pengeboran di aera Sembakung dan Tarakan akan dilakukan pada September 2017. Produksi migas Blok Tarakan ditargetkan 2.700 barrel of oil per day.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

30 Juli 2017

Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

Menurut pemerintah, saat ini ada beberapa calon pembeli gas produksi Blok Masela. Selain gas, pembeli diharapkan dapat memproduksi pupuk.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

30 Juli 2017

Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

Penawaran itu dilakukan menyusul mundurnya salah satu kontraktor Blok East
Natuna, Exxon, dari konsorsium pengelola ladang migas.

Baca Selengkapnya

Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

30 Juli 2017

Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

Kontrak pengelolaan PT Chevron atas Blok Rokan berakhir pada 2021. Namun hingga kini, Cevron belum memberikan kepastian untuk meneruskannya.

Baca Selengkapnya

Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

20 Juli 2017

Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

PT Pertamina Hulu Energi tidak melanjutkan kerja sama
pengelolaan Blok Tuban di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya