TEMPO.CO, Jakarta - Pasar bereaksi secara negatif sejak suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tak berhasil mencapai batas ambang pencalonan presiden. Mulai dari indeks saham melorot 3,3 persen ke 4.757 hingga pelemahan nilai tukar rupiah sekitar 0,4 persen menjadi Rp 11.388 per dolar Amerika Serikat.
"Tapi koreksi tersebut hanya akan terjadi sementara. Koreksi tersebut masih baik bagi pasar agar lebih rasional dan tidak mudah terpengaruh sentimen," kata analis dari Bank Danamon, Anton Hendranata, dalam keterangan resmi yang dikutip pada Jumat, 11 April 2014.
Menurut Anton, kondisi pasar akan berbalik membaik. Sebab, pelaksanaan pemilihan umum mendatang diperkirakan relatif aman dan tenang. "Hasil positif dari pemilihan umum bisa mendorong perekonomian Indonesia untuk lebih optimis," ujarnya.
Untuk itu, ia memperkirakan rupiah akan kembali menguat sekitar Rp 11.058 per dolar Amerika Serikat pada akhir tahun. Namun, dalam jangka pendek rupiah masih diperkirakan melemah pada kisaran Rp 12.000-Rp 12.500 per dolar Amerika Serikat mengingat tingginya kebutuhan dolar pada Mei dan Juni.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot hingga 155 poin (3,16 persen) ke posisi 4765,7 kemarin. Di lain pihak, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 43 poin menjadi Rp 11.332 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.289 per dolar AS.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Ruhut: Demokrat Boleh Kalah, Jet RI 1 Tetap Biru
Punya Pesawat Mirip RI, Presiden Ini Terjungkal
Menang Pemilu, Berapa Kursi PDIP di DPR?
Ini Jurus Jokowi Membangun Koalisi untuk Nyapres
Berita terkait
IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS
4 hari lalu
IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)
Baca SelengkapnyaIHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
13 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
21 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
27 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
58 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya