Pakai APBN, Butuh 100 Tahun Kerjakan Infrastruktur  

Reporter

Senin, 7 April 2014 08:50 WIB

Sejumlah pekerja menyelesaikan infrastruktur untuk pembangunan terminal kereta api di Bandara Internasional Kualanamu Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Kamis (29/11). ANTARA/Septianda Perdana

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan-kebijakan ekonomi dari Perkumpulan Prakarsa, Wiko Saputra, menyebut anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tidak akan bisa menutup kebutuhan infrastruktur di Indonesia. "Menurut penelitian saya, jika murni dengan APBN, Indonesia butuh 100 tahun untuk menyelesaikan infrastruktur," ucapnya saat dihubungi Tempo, Senin, 7 April 2014.

Ia menjelaskan, kebutuhan infrastruktur Indonesia berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) mencapai Rp 4.012 triliun. Oleh karena itu, Wiko melanjutkan, dengan alokasi hanya 4-5 persen per tahun dari APBN, akan dibutuhkan 100 tahun untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur.

"Saya berharap 60 persen infrastruktur itu lewat kerja sama pemerintah dan swasta (KPS) atau public private partnership (PPP)," kata Wiko.

Yang menjadi persoalan saat ini, ia melanjutkan, payung hukum kerja sama dengan skema ini tidak jelas. Dengan demikian, swasta kesulitan masuk ke proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Wiko menyebut sejauh ini baru badan usaha milik negara (BUMN) yang intensif masuk.

"Swasta murni masih lihat-lihat dulu," ucap Wiko. Ia mengatakan diperlukan kejelasan payung hukum, antara lain untuk pembebasan lahan dan skema konsesi. Menurut dia, proyek monorel di Jakarta menjadi kasus yang membuat swasta takut berinvestasi.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa saat ini 38 persen pembangunan infrastruktur masih terkonsentrasi di Jawa. Adapun Sumatra menerima porsi 20 persen. Wiko menuturkan, alokasi terbesar pemerintah dalam pembangunan infrastruktur adalah untuk pelabuhan dan rel kereta api.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan menyatakan alokasi anggaran untuk kementeriannya tahun ini masih di bawah kebutuhan. "Kalau bicara kebutuhan, itu kalau tidak salah Rp 64 triliun tahun itu," kata dia.

Dalam APBN 2014, Kementerian Perhubungan menerima alokasi Rp 31,5 triliun. Untuk mensiasati selisih antara kebutuhan dana dan anggaran yang dikucurkan negara, Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan swasta dan BUMN.

"Seperti PT Angkasa Pura II, dia ikut membiayai Bandara Kualanamu, Sumatera Utara," ujar Mangindaan. Demikian pula dengan Bandara Sepinggan yang dikelola PT Angkasa Pura I.

MARIA YUNIAR

Berita lain:
Dosa Masa Lalu Ical Dianggap Tak Terampuni

Siapa Capres yang Paling Berhasil Brandingnya?
SBY Akan Paksa Lapindo Bayar Korban Lumpur
Zona Pencarian MH370 Pindah Lokasi
Akan Divonis, Emir Moeis Mengaku Masih Sakit

Berita terkait

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

35 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

5 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

12 Desember 2023

5 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

Indonesia mempunyai banyak jalan tol yang menghubungkan beberapa daerah, berikut 5 jalan tol terpanjang di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tol Nirsentuh Diuji Coba Bulan Depan

9 November 2023

Tol Nirsentuh Diuji Coba Bulan Depan

Uji coba sistem transaksi tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di Bali akan diadakan pada bulan Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Terkini: Mengapa Waduk Indonesia Tidak Capai 10 Persen Korea, KAI Tebar 73 Ribu Tiket Promo

1 Oktober 2023

Terkini: Mengapa Waduk Indonesia Tidak Capai 10 Persen Korea, KAI Tebar 73 Ribu Tiket Promo

Terkini: Mengapa Waduk Indonesia tidak mencapai 10 persen waduk di Korea, PT KAI tebar 73 tiket promo.

Baca Selengkapnya

Bantu Lukas Enembe Bikin Rekening, Saksi Tak Tahu Ada Transferan Rp 806 Juta

16 Agustus 2023

Bantu Lukas Enembe Bikin Rekening, Saksi Tak Tahu Ada Transferan Rp 806 Juta

Saksi Teknisi ATM mengaku tidak tahu terkait transferan dana dari Lukas Enembe yang masuk ke rekeningnya

Baca Selengkapnya

Sistem Penyediaan Air Minum Semarang Barat Rampung, Pasok Air Bersih untuk 70 Ribu Rumah Tangga

31 Juli 2023

Sistem Penyediaan Air Minum Semarang Barat Rampung, Pasok Air Bersih untuk 70 Ribu Rumah Tangga

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat.

Baca Selengkapnya

Tutupi Utang Proyek Infrastruktur, Waskita Karya Rekayasa Laporan Keuangan

22 Juni 2023

Tutupi Utang Proyek Infrastruktur, Waskita Karya Rekayasa Laporan Keuangan

PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk coba menutupi utang-utang proyek infrastruktur dengan merekayasa laporan keuangan.

Baca Selengkapnya

Hadapi Sidang Dakwaan, Lukas Enembe Dihadirkan Secara Daring

12 Juni 2023

Hadapi Sidang Dakwaan, Lukas Enembe Dihadirkan Secara Daring

Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe menjalani sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, pada Senin, 12 Juni 2023.

Baca Selengkapnya

Rijatono Lakka Penyuap Lukas Enembe Dituntut 5 Tahun Penjara

6 Juni 2023

Rijatono Lakka Penyuap Lukas Enembe Dituntut 5 Tahun Penjara

Rijatono Lakka, Direktur PT Tabi Bangun Papua yang juga terdakwa penyuap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, dituntut pidana 5 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mulai Perbaiki Jalan Rusak Juni, PUPR Siapkan Anggaran Rp 14,6 Triliun

20 Mei 2023

Jokowi Mulai Perbaiki Jalan Rusak Juni, PUPR Siapkan Anggaran Rp 14,6 Triliun

Presiden Jokowi akan mulai memperbaiki jalan rusak di daerah pada Juni 2023. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siapkan Rp 14,6 tr

Baca Selengkapnya