APBN Perubahan Diajukan Setelah Pemilu  

Rabu, 12 Maret 2014 17:29 WIB

Bambang Brodjonegoro. antaranews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014 kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Anggaran perubahan ini diperlukan mengingat adanya perubahan pada beberapa asumsi makroekonomi.

Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan anggaran perubahan akan diajukan setelah pemilihan umum legislatif yang digelar pada April mendatang. “Pokoknya setelah April (pengajuan APBNP),” katanya di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu, 12 Maret 2014.

Namun Bambang tak mau merinci asumsi makro apa saja yang direvisi dan rencana pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga untuk menjaga defisit anggaran. “Itu belum didetailkan. Sabar, ya. Yang penting tidak melewati 2,5 persen defisitnya,” ujarnya.

Pada tahun ini, kata dia, pemerintah memiliki sejumlah tantangan, terutama masalah kinerja perdagangan. Alasannya, ekspor minyak Indonesia diprediksi anjlok seiring penurunan lifting minyak yang ditetapkan dalam APBN 2014 sebanyak 870 ribu barel per hari. “Itu akan di bawah 870 ribu barel. Cukup jauh deviasinya."

Padahal konsumsi BBM di Indonesia terus meningkat. “Artinya impor makin tinggi," kata Bambang. (Baca: Pemerintah Bakal Pangkas Anggaran Belanja)

Selain itu, dia mengatakan nilai tukar rupiah tidak bisa sesuai dengan target dalam APBN 2014 sebesar Rp 10.500 per dolar AS. Tidak sesuainya asumsi nilai tukar akan berdampak pada defisit anggaran. “Mau tidak mau harus direvisi karena asumsi Rp 10.500 terlalu rendah dibandingkan kondisi sekarang."

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan bahwa salah satu asumsi makro yang harus direvisi adalah target lifting minyak mentah. “Kemarin SKK Migas melaporkan (lifting) hanya bisa mencapai 814 ribu barel per hari. Jauh dari target pemerintah 870 ribu barel per hari," ujarnya.

Sebelumnya Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany mengatakan pihaknya akan mengajukan revisi penerimaan pajak yang ditargetkan dalam ABPN 2014. Revisi disebabkan oleh perubahan asumsi makroekonomi dalam APBN 2014, seperti pertumbuhan ekonomi. "Jika pertumbuhan ekonomi rendah, pajak akan lebih rendah," kata Fuad.

ANGGA SUKMA WIJAYA



Berita Terpopuler
Cuit Maira untuk Ayahnya, Kru Malaysia Airlines
Status Gunung Slamet Masih Waspada
Ini Dia Penumpang Gelap Malaysia Airlines
Lenovo Giat Pasarkan Perangkat All-in-One
Dukun Kondang Ikut Cari Malaysia Airlines

Berita terkait

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

5 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

13 jam lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

14 jam lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

16 jam lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Penjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor

19 jam lalu

Penjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor

Sampai Mei 2024, importir 9 mobil mewah itu belum melunasi dendanya, yang telah mencapai Rp11,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

22 jam lalu

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

Kepala Bea Cukai Purwakarta Effendy Rahmady dituduh melaporkan hartanya dengan tidak benar dalam LHKPN. Apa yang membuatnya diberhentikan Kemenkeu?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

2 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

2 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

2 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya