Forum G20 Sudah Mulai Turun Pamor?  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Jumat, 21 Februari 2014 11:42 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (3 kiri depan) berfoto bersama Pemimpin G20 di Convention center Los Cabos, Mexico, Senin sore WS (18/6). ANTARA/HO-Rumgapres-Abror

TEMPO.CO, Sydney - Kelompok 20 negara-negara utama di dunia (G20) dinilai gagal memenuhi janjinya melakukan kolaborasi di tengah perbedaan dan pertentangan beberapa negara anggota saat ini. Dugaan itu didasarkan pada tidak hadirnya sejumlah menteri keuangan dari beberapa negara ke pertemuan di Sydney akhir pekan ini. Indikasi itu menunjukkan forum G20 telah mulai turun pamor.

Seperti dilansir The Guardian, 21 Februari 2014, belajar dari tujuan awal dibentuknya G20 pada akhir 2008. Pertemuan pertama para pemimpin negara anggota G20, baik negara maju maupun berkembang, di Washington pada November 2008 hanya beberapa waktu setelah kasus kolapsnya Lehman Brothers. Ide itu untuk mencegah terjadinya krisis finansial dan ekonomi berlanjut menjadi Great Depression tahap kedua. Pertemuan kedua di London, lima bulan kemudian, dilakukan setelah menteri-menteri dan gubernur bank sentral negara anggota berupaya menggenjot angka permintaan global. (Baca juga: Akses Data Bank Tangkal Pengemplang Pajak)

Pesan dari forum tersebut sudah jelas, yakni bagaimana negara-negara anggota G20 bersatu menghindari bencana ekonomi. Namun kerja sama itu tampaknya tak lagi bisa mengandalkan dorongan dari negara-negara Barat. Melainkan juga harus melibatkan Cina, India, Rusia, Brasil, dan negara-negara lain yang mulai tampil sebagai negara utama di dunia.

The Guardian menuliskan bahwa forum G20 tampak hanya muncul sekadar memenuhi kebutuhan. Forum G20 tampak lebih besar dari G7, tapi tidak terlalu besar untuk membuat pertemuan menjadi tidak terkelola. Lebih dari itu, forum tersebut bisa membantu mencarikan solusi masalah global, minimnya permintaan yang efektif, pengangguran, ketidakseimbangan antara kreditor negara seperti Cina dengan defisit yang dialami oleh Amerika Serikat misalnya. Forum itu juga diharapkan bisa menjadi pengawas atas tidak efektifnya pembiayaan multinasional dan kerugian negara atas kasus penghindaran atau pengemplang pajak. (Lihat juga: Agar Tak Kewalahan Kejar Pajak, Buka Data Bank!)

Sayangnya, menurut The Guardian, forum G20 gagal menghidupkan janji-janji itu. Pertemuan yang diselenggarakan tampak hanya seperti forum ngerumpi dan kesempatan foto bersama. Kemauan bersama-sama untuk mengatasi situasi ekonomi yang tidak bersahabat pada 2008 dan 2009 kini dinilai telah benar-benar hilang.

Indikasi dari jatuhnya pamor forum G20 adalah sejumlah menteri keuangan beberapa negara memutuskan untuk tidak datang akhir pekan ini. Beberapa yang hadir kemungkinan karena berharap bisa melihat jalan tengah yang muncul terkait dengan perdebatan antara Gubernur Bank Sentral India Raghuram Rajan yang mengkritik kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The fed. (Berita terkait: Chatib Dukung Data Bank Dibuka untuk Hitung Pajak)

Rencananya Rajan akan bertemu dengan Gubernur The Fed Janet Yellen sebagai pemimpin baru The Fed dalam forum tersebut. Rajan telah beberapa kali mengkritik kebijakan pelonggaran kuantitatif yang diberlakukan The Fed karena berdampak terhadap ekonomi negara-negara berkembang. (Artikel lain: Rupiah Loyo, Pemerintah Tertekan Utang Dolar)

Akhir pekan ini dalam forum G20 akan ada pembicaraan cukup keras soal kasus penghindaran pajak, tapi progres dari pembicaraan itu sangat lambat. Sejak kejayaan forum G20 dalam pertemuan di London pada April 2009, saat ini forum itu menjadi tidak relevan. Kurangnya dukungan pemimpin politik dalam forum itu membuatnya menjadi kering dukungan kebijakan untuk mengatasi pengangguran, pemanasan global, dan ancaman krisis finansial jilid dua. Tantangan bagi forum G20 adalah bagaimana merealisasikan tujuan awalnya. Jika tidak, forum ini memang tak berbeda dengan forum ngerumpi belaka.

THE GUARDIAN | ABDUL MALIK

Terpopuler :
Jan Koum WhatsApp, dari Miskin Jadi Triliuner (1)
Kisah Jan Koum Mendongkrak WhatsApp (4)
Lamar ke Facebook, Jan Koum WhatsApp Ditolak (3)
Soekarno-Hatta Lebih Sibuk Ketimbang Bandara Paris
Mulai 27 Maret, Kurs BI Gantikan NDF Singapura!

Berita terkait

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

8 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

54 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

54 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

Prabowo mengatakan, Indonesia yang merupakan anggota G20 negara dengan perekonomian terbesar dunia tidak boleh membiarkan ada rakyat hidup susah

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

54 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

Prabowo menilai pemerintah harus menjadi pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

54 hari lalu

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

56 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

58 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

58 hari lalu

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

Sri Mulyani Indrawati terbang ke Brasil untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG). Mereka membahas isu-isu yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi global

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim

59 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim

Menkeu Sri Mulyani bertemu dengan Presiden Bank Dunia atau World Bank, Ajay Banga di tengah rangkaian agenda G20 di Brasil. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

29 Februari 2024

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan adanya kemiripan perekonomian antara Indonesia dan Brasil. Apa saja?

Baca Selengkapnya