Banyak Petani di Jatim yang Alih Profesi

Reporter

Selasa, 4 Februari 2014 19:00 WIB

Seorang petani memanen jagung miliknya di desa Asrikaton, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/9). ANTARA/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Surabaya - Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat jumlah petani di Provinsi Jawa Timur terus menyusut. BPS mensinyalir banyak petani yang beralih ke bidang non-pertanian.


Dalam sensus pertanian 2013, jumlah petani Jawa Timur tercatat menurun menjadi 4,9 juta dari enam juta pada 2012. "Banyak yang lari ke non-farm. Mereka bergerak di industri mikro dan kecil," kata Kepala BPS Jawa Timur Sairi Hazbullah dalam pemaparan kinerja ekonomi 2013 di kantornya, Selasa, 4 Februari 2014.


Pertumbuhan industri mikro dan kecil di Jawa Timur menggeliat hebat sepanjang 2013. BPS mencatat industri manufaktur mikro dan kecil naik 8,98 persen dibanding 2012.

Bahkan pertumbuhan industri mikro dan kecil lebih tinggi dari industri besar dan menengah yang hanya tumbuh 5,58 persen. "Ini sesuatu yang positif sekali," kata Sairi.


Selain itu, dukungan suplai modal, aksesbilitas kredit, dan bertambahnya populasi penduduk juga berpengaruh terhadap tumbuhnya industri kecil dan menengah.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur Budi Setyawan mengakui banyak petani yang beralih ke usaha industri mikro dan kecil. "Para petani memang kami dorong untuk menjalankan usaha agrobisnis," kata Budi kepada Tempo.

Menurutnya, 80 persen hasil pertanian dijual tanpa diolah. Karena itu, pemerintah sedang menggerakkan usaha agrobisnis untuk memberi nilai tambah, khususnya kepada para petani. Mereka diharapkan mampu menjual hasil pertanian yang sudah memiliki nilai tambah. "Misalnya pisang, dijual dalam bentuk kripik," kata Budi.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan memberi dukungan berupa kemudahan, mulai dari pengolahan, pengemasan, pembuatan barcode, hingga pemasaran. Dukungan ini sekaligus untuk mempersiapkan sektor industri guna menghadapi Asean Economy Community 2015.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

5 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

8 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya