Cara Menteri Chatib Tekan Ekspor Mineral Mentah

Reporter

Editor

Muchamad Nafi

Senin, 13 Januari 2014 19:41 WIB

Surat Persetujuan Ekspor Mineral Diperpanjang

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Chatib Basri punya jurus antisipasi bila perusahaan tambang bandel tetap mengekspor mineral mentah. Dia akan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan PMK tentang bea keluar mineral progresif. Aturan ini mengikuti larangan ekspor mineral tanpa diolah sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Menurut Chatib, pada tahun ketiga terhitung sejak saat ini, semua perusahaan harus mengolah dan memurnikan hasil tambangnya sebelum diekspor. "Artinya, mulai tahun 2017, kalau tak ditaati akan dikenakan bea keluar sebesar 60 persen," kata Chatib di kantornya, Senin, 13 Januari 2014.

Ketentuan tersebut akan dibuat bertahap dengan kisaran 20 hingga 60 persen pada akhir 2016. Dengan besaran bea keluarnya mencapai 60 persen, Chatib yakin pengusaha tak akan mengekspor dalam bentuk mentah. Penentuan maksimal bea keluar sebesar 60 persen ini merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2008.

Chatib mengatakan, sebenarnya bea keluar di atas 60 persen sudah digolongkan prohibitivi tax, atau sudah hampir bersifat larangan. "Sekarang logikanya siapa yang mau menjual jika bea keluarnya sampai 60 persen. Pastinya rugi," kata Chatib. Adapun bea keluar progresif pada tahun ini tergantung dari kategori barang tambang, mulai dari 20 sampai 25 persen. Menurut dia, jika tak diterapkan regulasi seperti saat ini, ia yakin akan terus terjadi eskalasi penambangan.

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri ESDM, kata Chatib, lebih mengatur pada pengolahan dan pemurnian komoditas. Adapun kementerian keuangan mengatur segi fiskal. "Industri tambang di Indonesia tak bisa begini terus-menerus. Penerapan Undang-Undang Minerba harus dilakukan agar kita memiliki nilai tambah," kata Chatib.

FAIZ NASHRILLAH



Terpopuler:
Lukisan Renoir Dijual Rp 85 Ribu di Pasar Loak
Penumpang Ini Rekam Kecelakaan Pesawat dari Kabin
Bandara Bangkok Antisipasi Aksi 'Shutdown' Besok
Bangkok Mulai Dikepung Demonstran, Mal Tutup Awal
Pasangan Hollande Dirawat Setelah Isu 'Affair'

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

4 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

7 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

8 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya