Lion Air Kejar Target Ketepatan Waktu 80 Persen  

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 12 November 2013 03:56 WIB

Pesawat Lion Air. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan penambahan 308 pesawat sampai tahun 2025 bisa meningkatkan kinerja ketepatan waktu (on-time performance). Jumlah tersebut diharapkan bisa menggapai target Lion Air tahun depan dengan rata-rata kinerja ketepatan waktu hingga 80 persen.

Lion Air kembali mendatangkan 48 pesawat baru tipe Boeing 737. Pesawat-pesawat itu akan melayani rute penerbangan domestik sekaligus memperkuat maskapai di luar negeri, seperti Thai Lion Air dan Malindo Air. “Sebagian dari 48 pesawat tersebut digunakan untuk cadangan agar menghindari delay,” ujar Edward dalam konferensi pers di Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta, Senin, 11 November 2013.

Tak hanya penambahan pesawat, Lion Air tahun depan memperkuat hub di Bandara Hang Nadim, Batam. Hub baru ini akan menjadi penghubung antarkota fokus di kawasan timur Indonesia, seperti Balikpapan, Banjarmasin, Denpasar, Tarakan; dan beberapa daerah di Sumatera, seperti Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, dan Pekanbaru. "Kami sudah mempersiapkan hanggar di Hang Nadim yang bisa menampung 40 pesawat," ujar Edward.

Sebanyak 75 persen penyebab penundaan penerbangan, kata Edward, di luar kendali, seperti cuaca buruk. Sisanya karena kepadatan traffic dan masalah teknis lain. Lion selama ini menerapkan multiple destinasi untuk mayoritas rute penerbangan. Dengan cara ini, Edward menjelaskan, penundaan satu destinasi akan berpengaruh pada tujuan berikutnya. “Rute penerbangan kami mayoritas masih multiple destinasi. Hal ini karena cost kami untuk single destinasi masih belum kuat,” ujar Edward.

Sebanyak 30 persen dari jumah pengguna Lion Air adalah tipe penumpang yang pergi tanpa bujet. Jadi kemampuan penumpang untuk menjangkau harga tiket di atas harga rata-rata rendah.

Edward mengatakan, sampai tahun 2025, maskapainya akan mendatangkan 60 pesawat Avions de Transport Regional (ATR) buatan Prancis dan 200 tipe Airbus 230.

GALVAN YUDISTIRA

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

1 jam lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

4 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

5 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

9 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

10 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

11 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

14 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

16 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

22 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

22 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya