Dua nelayan membenahi jaring ikan seusai mencari ikan semalaman di kawasan Cilincing, Jakarta, Rabu (16/1). TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja menilai, peran penting nelayan sebagai pendukung ketahanan pangan dunia berkontribusi terhadap penghidupan 357 juta orang penduduk Asia Pasifik.
"Keberpihakan terhadap nelayan harus dipertahankan," kata Sjarief saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 30 September 2013. Persoalannya, kata dia, di negara berkembang, nelayan bukan hanya berkontribusi bagi sektor bisnis. "Tapi bagi kehidupan nelayan itu sendiri," kata dia. Karena itu, harus dilakukan peningkatan kontribusi nelayan atau sektor perikanan skala kecil.
Selama ini, menurut Sjarief, nelayan di negara berkembang berada dalam kondisi kemiskinan dan kerawanan pangan. "Padahal ini sektor penting," kata dia. Untuk itu, harus ada upaya untuk mengentaskan kemiskinan nelayan melalui kebijakan nasional.
Langkah itu, di antaranya, meningkatkan strategi pengelolaan perikanan, transfer teknologi, pembukaan akses pasar, dan pengadaan pembiayaan melalui skema kredit mikro. "Nelayan perlu dibantu," kata dia. Kebijakan ini diyakini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas tangkapan nelayan, yang akan mengerek kekuatan ketahanan pangan.
Terkait APEC, Sjarief mengharapkan forum tersebut dapat menjadi media yang efektif untuk pemahaman mengenai peran nelayan dan perikanan skala kecil untuk ketahanan pangan. "Ditambah dengan membahas peluang dan hambatannya," kata dia.
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
2 jam lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.