SNI Batik Belum Banyak Dimanfaatkan Pengusaha  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Selasa, 3 September 2013 15:23 WIB

Pekerja mewarnai kain batik di sebuah industri batik rumahan "Nanom" kampung Ringinanom, Kramat Selatan, Kota Magelang, Jateng (23/5). ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO.CO, Surakarta - Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada batik baru dimanfaatkan oleh sedikit pengusaha atau pengrajin batik. Selain karena proses pengurusan SNI yang cukup panjang, penerapan standardisasi terhadap batik juga masih bersifat sukarela.

Kepala Seksi Standardisasi Balai Besar Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian Joni Setiawan mengatakan hingga saat ini baru ada 28 SNI untuk batik. "Kebanyakan untuk kain batik. Lalu ada SNI tentang batik itu sendiri, parafin atau malam untuk membatik, dan damar," katanya saat diskusi batik di Universitas Islam Batik Surakarta, Selasa, 3 September 2013.

Dia mengakui ada proses yang panjang untuk pengajuan SNI. Untuk karya batik, banyak tahap yang harus dilalui, mulai proses usulan ke Balai Besar Batik, diteruskan ke Pusat Standardisasi, Badan Standardisasi, hingga dibahas di tim khusus. "Prosesnya bisa setahun lebih," ujarnya.

Namun ada manfaat yang didapat pengusaha batik dengan memiliki SNI batik. Contohnya untuk membendung produk sejenis dari luar negeri dan meningkatkan daya saing di era perdagangan bebas.

Di kesempatan yang sama Kepala Seksi Sertifikasi Balai Besar Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian Lies Susilaning Sri Hastuti mengatakan untuk batik ada kebijakan khusus selain SNI yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha batik. Yaitu dengan penerapan Batikmark sebagai identitas dan ciri batik buatan Indonesia. "Batikmark menyatakan ada tiga jenis batik Indonesia yaitu batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi," katanya.

Batikmark bertujuan memberikan jaminan mutu batik Indonesia, menciptakan identitas batik, meningkatkan kepercayaan konsumen, dan sarana promosi di pasar internasional.

Dia mengatakan perusahaan batik yang berhak mengajukan labelisasi Batikmark harus memiliki merk terdaftar. Selain itu produknya harus memenuhi standar SNI tentang ukuran kain, sifat mengkerut, tahan gosok warna, dan tahan luntur warna terhadap pencucian. Adapun ciri-cirinya juga harus ditentukan antara batik tulis, batik cap, atau batik kombinasi dengan acuan SNI. "Biaya labelisasi hanya Rp 1,7 juta. Lebih murah dari SNI yang mencapai Rp 10 juta," katanya.

Label Batikmark berlaku tiga tahun dan pemilik label wajib melapor secara berkala, yakni setiap terjual 100 lembar untuk batik tulis dan cap serta 150 lembar untuk batik kombinasi.

Pemilik Mahkota Batik Laweyan Alpha Febela Priyatmono mengaku telah mengantongi SNI untuk dua kain, salah satunya kain batik cap kombinasi tulis mori prima. "Saya mengurus sejak awal Januari 2011 dan baru keluar SNI pada akhir Juni 2012," katanya.

Dia menilai SNI penting karena ada negara yang menerapkan standar secara ketat seperti Jepang. "Kalau pasar ASEAN belum begitu ketat," ujarnya. Dengan SNI, dia lebih percaya diri ketika masuk ke pasaran internasional.

UKKY PRIMARTANTYO


Berita Terpopuler:
3 Istri Djoko Susilo Bergelimang Harta
Ini Cara Fathanah Cuci Uangnya
Inilah Alasan Ozil Pindah ke Arsenal
Manchester United Dapatkan Fellaini dan Coentrao
Petinggi Polri Diduga Kecipratan Uang Labora

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

7 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

10 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

35 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

37 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

54 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya