OJK Awasi Rencana Pengurangan Stimulus Amerika  

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 27 Agustus 2013 09:29 WIB

Ketua Dewan Kehormatan Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK), Muliaman D Hadad. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad menyatakan pihaknya terus mengawasi rencana kebijakan pengurangan stimulus The Federal Reserve. "Itu terus jadi perhatian kami, dan kami harus siap dengan berbagai situasinya," kata dia saat ditemui di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senin malam, 26 Agustus 2013.

Menurut Muliaman, dampak kebijakan itu mengindikasikan adanya perbaikan ekonomi di Amerika. Meski memberikan tekanan negatif ke pasar modal Indonesia, hal itu dinilainya hanya akan bersifat sementara. "Karena kalau ekonomi Amerika membaik nantinya ekonomi global juga ikut membaik, dan itu akan berdampak positif ke kita," ujarnya.

Muliaman menjelaskan, penghentian stimulus tersebut menimbulkan gejolak di berbagai pasar modal, termasuk Indonesia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global juga mengirimkan pengaruhnya kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia telah merevisi target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,8-6,2 persen dari 5,9-6,3 persen. "Tapi perlambatan ekonomi itu hampir terjadi di seluruh negara maju dan emerging market," ujar Muliaman.

Kepala Eksekutif Pasar Modal Indonesia OJK, Nurhaida, menambahkan, penghentian stimulus akan terlihat akibatnya di pasar modal pada kuartal III dan kuartal IV mendatang. "Yang sekarang memang fenomena global yang tidak bisa dihindari. Tapi, yang penting bagi kita sebagai pengawas, kita menjaga jangan sampai dalam kondisi apa pun lalu terjadi pelanggaran," ujarnya.

Meski begitu, ia meyakini pasar saham tetap dapat bertahan di tengah sentimen negatif. Sebab, Indonesia diyakini masih menjadi negara incaran para investor dengan pertumbuhan pasar modal yang baik. "Kami tetap optimistis IHSG masih dalam tren menguat," ujarnya.

Berdasarkan catatan OJK, indeks harga saham gabungan (IHSG) berada pada peringkat keenam di bursa regional Asia. Per 13 Agustus 2013, IHSG mencapai 4.652,4 poin atau meningkat 7,04 persen dari 2 Januari 2013 yang berada pada level 4.346,47 poin. Pertumbuhan ini berada di bawah Jepang (Nikkei 225) yang tumbuh 33,4 persen, Cina (Shenzhen) tumbuh 15,18 persen, Filipina (PSEi) tumbuh 11,83 persen, Australia (AS30) tumbuh 8,87 persen, dan Malaysia (KLCI) tumbuh 7,19 persen.

RIRIN AGUSTIA

Berita terkait

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

1 hari lalu

5 Tips Pengelolaan Keuangan untuk Pasangan Long Distance Marriage

Long Distance Marriage semakin banyak dialami pasangan suami istri di Indonesia. Simak 5 tips pengelolaan keuangan keluarga.

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

3 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

3 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

5 hari lalu

Bank Mandiri Meraih Peringkat BBB, Apa Artinya? Ini Skala Peringkat dari Fitch Ratings

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih kenaikan peringkat menjadi BBB dai Fitch Rating. Tak hanya BBB, terdapat jenis peringkat lain.

Baca Selengkapnya

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

6 hari lalu

Izin Usaha TaniFund Dicabut, Ini Profil Bisnisnya

Mendapat lisensi resmi dari OJK pada 2021, izin operasi TaniFund akhirnya dicabut OJK akibat gagal bayar.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

13 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

17 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

21 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

21 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

22 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya