Jelang Pilkada, Kepercayaan Konsumen Merosot

Kamis, 13 Juni 2013 17:15 WIB

Seorang pemilih Pilkada Gubernur Jateng memasukkan surat suara seusai mencoblos di TPS 85 di Nayu, Solo (26/5). Tempo/Ukky Primartantyo

TEMPO.CO, Semarang - Tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian Jawa Tengah menurun menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah pada bulan Mei 2013. Hal ini disimpullkan dari survei konsumen yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V di Semarang di empat kota masing-masing Semarang, Solo, Tegal dan Purwokerto.

"Kami mencatat Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK saat itu sebesar 117,85, mengalami penurunan meski masih berada di level optimis," ujar Bagian Hubungan Masyarakat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V, Arya Jodilistyo, Kamis 13 Juni 2013.

Ia menilai penurunan IKK Jawa Tengah ditu juga dipengaruhi oleh lebih rendahnya indeks ekspektasi konsumen atau IEK terhadap kondisi perekonomian pada enam bulan mendatang. "Penurunan kondisi ekonomi diperkirakan terkait langsung dengan turunnya indeks ketersediaan lapangan kerja ke level 95,90 yang berarti di bawah indeks normal pada 100," Arya menambahkan.

Arya memperkirakan turunnya indeks saat itu hanya bersifat sementara akibat pengaruh faktor sentimen negatif terkait dengan isu stabilitas politik menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah Jawa Tengah.

Hasil pantauannya di empat daerah saat itu menunjukkan beberapa instansi pemerintah dan swasta menunda pembukaan lapangan kerja baru untuk sementara waktu. Langkah itu dilakukan sambil menunggu terpilihnya pemimpin Jawa Tengah yang baru. Sementara minat masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja sendiri lewat jalur wiraswasta juga belum begitu tinggi terutama di sektor formal, sehingga kesempatan kerja yang terbuka di Jawa Tengah secara keseluruhan sedikit mengalami penurunan.

Kondisi itu juga berpengaruh pada penurunan indeks ekspektasi konsumen terkait dengan turunnya indeks ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang ke level 107,50. Penurunan indeks tersebut disebabkan oleh faktor ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja terutama yang ditawarkan oleh sektor swasta pada enam bulan mendatang. Hal ini akibat munculnya langkah efisiensi yang ditempuh para pelaku usaha oleh meningkatnya biaya produksi sebagai dampak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Ini diprediksikan berdampak terhadap penghasilan masyarakat," kata Arya.

BI memperkirakan indeks penghasilan pada enam bulan mendatang diekspektasikan turun, namun masih berada pada level yang relatif tinggi 139,40.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V Sutikno meyakini pada tiga bulan mendatang terjadi sedikit peningkiatan harga secara umum, hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terkait perayaan hari raya Idul Fitri. "Peningkatan harga diperkirakan terjadi di semua komoditi, terutama sandang, transportasi dan komunikasi, serta makanan dan minuman," ujar Sutikno.

Secara umum, indeks harga berada pada level 186,70 sementara enam bulan mendatang indeks harga diekspektasikan berada pada level yang lebih tinggi yakni mencapai 193,10. Sutikno menjelaskan, kondisi ini terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak dan pencapaian realisasi akumulasi inflasi periode Januari sampai dengan April 2013 sebesar 2,50 persen. Berdasarkan hitungan year on year ini lebih tinggi dari pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 0,98 persen. "Ini turut mempengaruhi ekspektasi konsumen terhadap perkembangan harga ke depan," kata Sutikno menjelaskan.

EDI FAISOL (SEMARANG)

Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Rusuh KJRI Jeddah

Baca juga:

Mark Zuckerberg Dicecar Pemilik Saham Facebook

Rupiah Turun Ancam Pengusaha Komputer

Dahlan Minta BUMN Buyback Saham Bluechip

Postur Anggaran RAPBNP 2013 Disetujui

Berita terkait

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

1 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

3 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

5 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

6 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

6 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

6 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

7 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

11 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

11 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

12 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya