BI Waspadai Pertumbuhan Sektor Properti

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 22 Mei 2013 18:49 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta -Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjoyo menyebut tingginya tingkat pertumbuhan sektor properti mesti diwaspadai. "Kami membatasi sektor tumbuh tinggi dan membebani neraca pembayaran khususnya properti," ucap Perry dalam Rapat Pembahasan Anggaran dengan Pemerintah dan Badan Anggaran di DPR, Rabu, 22 Mei 2013.

Tahun lalu BI telah menerbitkan aturan uang muka minimal untuk kredit perumahan, yakni 30 persen, berlaku untuk rumah dengan luas di atas 70 meter. Langkah tersebut diambil untuk menjaga kesehatan kredit properti sekaligus mengerem laju pertumbuhannya agar tak terlalu cepat.

Mengacu pada data Bank Indonesia per akhir Maret 2013, kredit properti tumbuh 15,89 persen dari Rp 189,84 triliun menjadi Rp 220 triliun, flat tumbuh 77,74 persen dari Rp 6,02 triliun menjadi Rp 10,7 triliun, sedangkan ruko naik 34,60 persen dari Rp 15,72 triliun menjadi Rp 21,16 triliun.

Ketua Persatuan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menyatakan belum bisa memastikan apakah pertumbuhan sektor properti sudah melampaui batas atau belum. "Ini kan jadi perdebatan, apakah ada risiko bubble atau tidak," ujarnya.

Meski begitu, Sigit sepakat dengan langkah BI jika pembatasan juga ada kaitannya dengan upaya untuk menjaga defisit neraca berjalan dengan mengerem impor bahan baku dan barang modal untuk properti. "Kalau ada kaitannya dengan neraca berjalan, harus diawasi betul," ujarnya.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

1 jam lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

2 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

2 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

3 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

3 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

4 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

8 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

8 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

9 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

11 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya