Rating S&P Turun Dinilai Bentuk Intervensi

Reporter

Senin, 6 Mei 2013 12:23 WIB

Gedung lembaga pemeringkat kredit internasional Standard & Poors di New York, AS (8/12). REUTERS/Brendan McDermid

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Erani Yustika mengatakan, penurunan outlook peringkat utang indonesia dari positif menjadi stabil merupakan bentuk intervensi lembaga rating terkait dengan keraguan pemerintah tidak segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).


“Indonesia dihukum dengan cara seperti itu karena tidak segera memutuskan kebijakan untuk menaikkan harga BBM,” ucapnya, saat dihubungi Tempo, Senin 6 Mei 2013.

Ia menjelaskan dalam hal ini pemerintah memiliki otonomi pengambilan keputusan untuk mengelola ekonomi domestiknya sehingga lembaga luar tidak berhak mengintervensi. “Amerika saja yang pernah defisit APBN sebesar 10 persen tidak pernah dihukum seperti ini, kita masih dibawah 3 persen ,” kata Ahmad Erani.

“Dalam hal ini saya melihat ketidakadilan, kelihatan sekali pemerintah harus segera mengambil keputusan sesuai keinginan mereka.” Hal ini dilihat dari pernyataan S&P bahwa selama pemerintah masih belum menanggapi tekanan fiskal dan eksternal dengan kebijakan yang tepat waktu maka peringkat Indonesia akan kembali turun.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini menilai ketika BBM dinaikkan, tidak serta merta mengurangi defisit APBN. Karena menurutnya neraca defisit tidak hanya dipengaruhi sektor migas, namun juga sektor pangan dan manufaktur. “Oleh karenanya, ketiganya harus diatasi,” ucapnya.

Untuk membuat ketiga sektor tersebut tetap stabil, Ahmad Erani mengaku INDEF sudah menawarkan opsi-opsi ke pemerintah. Di antaranya penghematan konsumsi BBM, pajak progresif di sektor otomotif, mengurangi impor pangan dengan menaikkan pajak impor. “Pemerintah mesti membentangkan berbagai macam opsi, harus tegas serta konsekuen menangani risiko kebijakan yang diambilnya,” katanya.

LINDA TRIANITA



Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia
| Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg


Baca juga:

Saling Pecat Di Tubuh Kadin Indonesia

Ekspor Gas Rugikan Negara

Bank BUMN Perlu Dimerger

Bakrie Telecom Merugi Rp 97,47 Miliar

Berita terkait

Ganjar Sebut Investasi RI Terkendala Pungli dan Birokrasi yang Ribet

24 Oktober 2023

Ganjar Sebut Investasi RI Terkendala Pungli dan Birokrasi yang Ribet

Calon presiden Ganjar Pranowo menyebut, investasi di Indonesia masih terkendala karena maraknya pungutan liar atau pungli dan birokrasi yang ribet.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Fitch Rating Pertahankan Rating Utang RI

3 September 2018

Ini Alasan Fitch Rating Pertahankan Rating Utang RI

Fitch Ratings mematok peringkat rating utang Indonesia pada level 'BBB'.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Puas dengan Kemudahan Berbisnis Naik: Masih Ruwet

28 Maret 2018

Jokowi Tak Puas dengan Kemudahan Berbisnis Naik: Masih Ruwet

Naiknya peringkat kemudahan berbisnis yang diraih Indonesia belum membuat Jokowi puas.

Baca Selengkapnya

Kemudahan Berbisnis di Indonesia Naik ke Peringkat 72

1 November 2017

Kemudahan Berbisnis di Indonesia Naik ke Peringkat 72

Peringkat kemudahan berbisnis Indonesia naik dari 91 menjadi 72.

Baca Selengkapnya

Peringkat Inovasi Indonesia Jauh di Bawah Vietnam

27 September 2017

Peringkat Inovasi Indonesia Jauh di Bawah Vietnam

Di kawasan ASEAN, peringkat inovasi Indonesia jauh di bawah Malaysia dan Vietnam.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Fitch Naikkan Lagi Peringkat Indonesia

21 Juli 2017

BI Optimistis Fitch Naikkan Lagi Peringkat Indonesia

Fitch Ratings mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Raih Peringkat Investment Grade dari Fitch

21 Juli 2017

Indonesia Kembali Raih Peringkat Investment Grade dari Fitch

Afirmasi rating bisa menjadi faktor pendukung tambahan bagi Indonesia dalam menjaga keyakinan investor dan stakeholders

Baca Selengkapnya

Kepala BKPM Sebut Rating S&P Bantu Pemerintah Gaet Investor  

31 Mei 2017

Kepala BKPM Sebut Rating S&P Bantu Pemerintah Gaet Investor  

Peningkatan peringkat investasi tersebut belum membuat pemerintah merevisi target investasi.

Baca Selengkapnya

S&P Naikkan Rating, Analis Mandiri: Perluas Basis Investor  

31 Mei 2017

S&P Naikkan Rating, Analis Mandiri: Perluas Basis Investor  

Handy Yunianto mengatakan peluang kenaikan peringkat dari S&P seharusnya dimanfaatkan untuk memperbesar porsi obligasi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pasca S&P Naikkan Rating, Dana Investasi Capai Rp 108 Triliun

30 Mei 2017

Pasca S&P Naikkan Rating, Dana Investasi Capai Rp 108 Triliun

BI akan terus memonitor adanya potensi kenaikan Fed Fund Rate.

Baca Selengkapnya