Impor BBM Masih Bebani Neraca Perdagangan
Kamis, 2 Mei 2013 18:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Neraca Perdagangan pada bulan Maret 2013 tercatat mengalami surplus sebesar US$ 304,9 juta. Namun, hal itu nyatanya tak membuat pemerintah berpuas diri. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyoroti tingginya impor minyak dan gas Indonesia pada kuartal pertama tahun ini.
Menurut Bayu, surplus ini disebabkan oleh surplus perdagangan nonmigas sebesar US$ 1,1 miliar, sementara neraca perdagangan migas mengalami defisit US$ 0,8 miliar. "Defisit perdagangan migas dipicu oleh tingginya permintaan impor minyak mentah yang mengalami kenaikan 65,6 persen menjadi US$ 1,2 miliar," kata Bayu pada wartawan, Kamis 2 Mei 2013.
Dengan demikian, defisit neraca perdagangan Indonesia selama Januari-Maret 2013 mengalami penurunan menjadi US$ 67,5 juta dari US$ 372,4 juta pada periode Januari-Februari.
Impor bulan Maret 2013 mencapai US$ 14,7 miliar, turun 4 persen dari bulan sebelumnya. Penurunan impor tersebut dipicu oleh menurunnya impor nonmigas sebesar 5,8 persen menjadi US$ 10,99 miliar sementara impor migas naik 1,7 persen MoM (month on month) menjadi US$ 3,71 miliar. Lonjakan impor migas di bulan Maret didorong oleh meningkatnya permintaan impor minyak mentah nasional sebesar 65,6 persen dan kenaikan impor gas sebesar 49,6 persen.
Secara kumulatif, total impor selama kuartal pertama 2013 mencapai US$ 45,5 miliar, terdiri dari impor nonmigas sebesar US$ 34,2 miliar (turun 3,1 persen) dan migas US$ 11,3 miliar (naik 7,5 persen). Kenaikan impor migas selama Q1 2013 disebabkan oleh meningkatnya permintaan impor minyak mentah, hasil minyak, dan gas yang naik masing-masing sebesar 14,3 persen, 3,2 persen, dan 24,2 persen.
Bayu menyebut, selisih antara harga bahan bakar bersubsidi dan non subsidi yang saat ini berlaku terlalu besar. Seperti diketahui, harga bahan bakar bersubsidi yang saat ini hanya Rp 4.500 per liter sementara yang non subsidi harganya bisa mencapai Rp 10 ribu per liter.
Besarnya selisih tersebut membuat masyarakat cenderung memilih bahan bakar bersubsidi dan karena harganya yang dirasa murah, mereka tak lagi berusaha berhemat. "Untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi ini kita harus impor," ujarnya.
PINGIT ARIA
Topik Terhangat:
Harga BBM | Susno Duadji | Gaya Sosialita | Ustad Jefry | Caleg
Berita Terpopuler:
Ayu Azhari Sering Ketemu Ahmad Fathanah
Coboy Junior Diadukan ke Komisi Penyiaran
Tiga Isu Negatif Terkait Akun @SBYudhoyono
Ayu Azhari: Saya Korban Janji Ahmad Fathanah