Ratusan kilogram bawang putih hangus karena kebakaran yang melanda puluhan kios bumbu dapur di blok C1, Pasar Induk, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (27/2) dini hari. Di tengah harga bawang putih yang kian melambung (Rp 29-30.000 per kg) sejumlah pedagang tambah merugi karena kejadian ini. TEMPO/Dwianto Wibowo
TEMPO.CO, Surabaya -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo menginstruksikan membongkar kontainer bawang putih impor yang menumpuk di Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pembongkaran dipercepat agar operasi pasar segera digelar. "Dipercepat pembongkarannya untuk didistribusikan ke pasar," katanya di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis, 14 Maret 2013.
Operasi pasar bawang putih dinilai tidak tepat karena produk di pasaran kosong. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Hadi Prasetyo, mengatakan akan mengawasi lebih ketat gudang-gudang penyimpanan bawang putih impor. Importir diwajibkan memiliki registrasi gudang. Jika tidak mengantongi registrasi tersebut, dianggap menimbun.
Dalam dua hari ini, tim pengawas turun ke gudang-gudang tersebut. Kendati demikian, tim diminta bersikap lunak. "Mengutamakan musyawarah mufakat," katanya. Importir yang tidak paham aturan akan diberi kelonggaran. "Masak dengan rakyat sendiri main hitam-putih."
Hadi menduga menumpuknya kontainer bawang putih bagian dari kartel pangan. Importir nakal menahan bawang putih di Terminal Petikemas dan baru dikeluarkan ketika stok berkurang. Selanjutnya, bawang putih akan dijual di pasaran lokal dengan harga yang lebih tinggi.
Sebanyak 70 persen berisi bawang putih. Sedangkan 392 kontainer lainnya belum mengurus dokumen. Versi Humas Terminal Petikemas, 565 kontainer berisi bawang putih yang belum memiliki Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB).