TEMPO Interaktif, Jakarta:Kantor Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Rabu (11/8) kemarin melantik jajaran direksi baru PT Pertamina (persero). Widya Purnama, ditunjuk menggantikan Ariffi Nawawi sebagai direktur utama. Widya, 49 tahun, juga menjabat Direktur Utama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) sejak Juni 2002. Berikut ini petikan wawancara beberapa media dengan Widya seusai pelantikan.Sebagai orang baru di dunia perminyakan, bagaimana akan menangani Pertamina dengan berbagai masalahnya?Kami akan membenahi dari dalam dan dari luar. Saya harus belajar. Secara manajemen, saya mampu mengelola Pertamina. Tapi dari segi disiplin ilmu untuk melaksanakan kegiatan bisnis Pertamina, saya harus belajar dengan anggota direksi yang lain dan seluruh karyawan Pertamina. Anda dicurigai akan menjual Pertamina?Memang ada yang bilang, "Wah, Widya ke Pertamina, nanti Pertamina dijual." Apa mungkin saya menjual Pertamina? Menjual pertamina itu harus tanya ke Presiden dan tanya pada DPR. Saya tidak mau termakan isu seperti itu. Apa target Anda dalam 100 hari ke depan?Saya janji, dalam 100 hari lagi akan menyampaikan apa visi dan misi Pertamina, termasuk bagaimana menghasilkan keuntungan besar bagi seluruh rakyat Indonesia dan bagaimana perusahaan ini bisa menjadi kebanggaan seluruh rakyat. Secara manajemen, saya akan membenahi Pertamina. Saya akan membenahi suplai bahan bakar minyak (BBM) misalnya. Mudah-mudahan tidak ada lagi kelangkaan BBM. Seluruh tim akan bekerja keras supaya tidak ada lagi suplai BBM yang dihambat, tidak ada lagi BBM yang diselundupkan. Saya juga akan minta agar penyelundup ditembak aja, karena dibawa ke pengadilan suka lama. Lebih baik ditembak saja, sudah, selesai. Bagaimana caranya mengatasi masalah keuangan yang melilit Pertamina?Saya akan minta Menteri Keuangan Boediono bisa memberikan kekuatan. Kalau cash flow nggak ada, kasihan dong. Bagaimana bisa membeli minyak? Siapa yang mau percaya lagi. Anda mengatakan Pertamina nanti bisa mengungguli Petronas. Apa yakin target itu bisa tercapai?Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, misalnya saja gas. Indonesia pengekspor LNG terbesar di dunia. Kalau gas ini bisa dijadikan bahan bakar pengganti, minyak tanah misalnya, rakyat akan senang. Sejak dulu Pertamina tidak memiliki wakil direktur utama. Apakah posisi ini diadakan karena direktur utama tidak mengerti masalah minyak?Pertamina ini besar sekali. Dulu direktur utama menangani masalah internal dan eksternal. Itu berat sekali. Karena itu, kami harus fokus. Jadi, sekarang kami bagi-bagi tugas. Bagaimana proses penunjukan Anda?Saya diminta Kementerian BUMN dan saya langsung bilang, "Yes, Sir." Karena komandan saya Pak Laksamana (Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi)--beliau menugaskan saya, saya tidak perlu bertanya-tanya lagi.dara meutia uning/retno sulistyowati-tnr/kurniawan/badriah