Salah seorang penerima BLT menunjukkan uang tunai Rp 200 ribu periode Januari-Fabruari 2009, yang diterima dari Kantor Pos Kota Bekasi,(26/3). Total warga miskin Kota Bekasi penerima BLT hari ini, sekitar 7.000 orang. TEMPO/Hamluddin
Direktur Utama Bank Jatim, Hadi Sukrianto, mengatakan kredit tersebut diberikan sebagai modal usaha warga miskin tanpa barang jaminan atau agunan. Setiap orang mendapat alokasi kredit Rp 2 juta. "Total kami sediakan dana Rp 10 miliar," katanya saat acara peluncuran Kredit Tabur Puja di Banyuwangi, Senin, 25 Februari 2013.
Sukrianto menjelaskan, untuk mendapatkan kredit tersebut, warga miskin harus membentuk kelompok usaha yang beranggotakan 10 hingga 20 orang. Usaha yang dilakukan harus bisa mendorong peningkatan kesejahteraan kelompok.
Jangka waktu pengembaliaan kredit berlangsung selama tiga tahun. Bila sanggup melunasi kredit sesuai tenggat waktu, maka kelompok bisa mengajukan kredit dengan nilai plafon yang lebih tinggi.
Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Haryono Suyono, yang tutur hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa Kredit Tabur Puja akan mendorong keluarga miskin untuk bekerja keras memaksimalkan usahanya. "Kredit ini bisa meningkatkan taraf kehidupan keluarga miskin," ujar mantan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) era Presiden Soeharto itu.
Haryono juga meminta pemerintah Banyuwangi agar mendorong pengusaha-pengusaha besar di daerahnya untuk menanamkan uangnya di Bank Jatim. Sebab dari uang simpanan tersebut akan diputar untuk memberikan kredit yang lebih besar kepada pengusaha kecil.