Mandiri Sekuritas Targetkan 50 Ribu Investor Retail

Reporter

Minggu, 24 Februari 2013 13:13 WIB

Mandiri Sekuritas Online Trading (MOST). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Kuta – Mandiri Sekuritas menargetkan penambahan investor retail menjadi 50 ribu nasabah pada tahun ini. Menurut Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi, saat ini jumlah investor retail mencapai 14 ribu nasabah.


"Investor retail ini harus bertambah. Tujuan meningkatkan jumlah investor ini juga untuk meningkatkan peranan Mandiri Sekuritas,” katanya dalam paparan di Hotel Hard Rock, Bali, 23 Februari 2013.

Menurut Abi, dibandingkan India dan Korea Selatan yang jumlah penduduknya lebih kecil, jumlah investor retail di Indonesia masih sedikit. Jumlah investor retail di kedua negara tersebut bisa mencapai hingga jutaan. “Sementara Indonesia, dengan penduduk ratusan juta jumlah investor retailnya hanya di kisaran 350 ribu.”


Ia menambahkan masih kecilnya jumlah investor ini tak terlepas dari sosialisasi dan edukasi yang masih belum sesuai harapan meski upaya telah dilakukan secara optimal. Untuk mengedukasi masyarakat seharusnya jangan langsung dihadapkan pada kebijakan yang kompleks.


Ini menurut Abi justru akan membuat calon investor mundur dan tidak lagi berniat terjun ke pasar saham. “Seharusnya masyarakat diajarkan teknis bermain saham yang mudah,” ucapnya.


Ia mengatakan Indonesia bisa meniru kebijakan investasi di Korea. Di sana, setiap orang yagn membuka rekening bank secara otomatis sudah terdaftar untuk membuka reksadana atau investasi saham. Pemerintah Korea sudah menerapkan kebijakan pengelolaan keuangan satu atap seperti lembaga Otoritas Jasa Keuangan yang mulai dirintis Indonesia.


Advertising
Advertising

Abi menegaskan, penambahan jumlah investor retail sangat penting bagi perkembangan pasar modal dalam negeri."Untuk itu, perusahaan sekuritas bersama dengan otoritas pasar modal harus meningkatkan peranannya untuk meningkatkan jumlah investor retail.”

Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Laksono Widodo mengatakan saat ini porsi kontribusi investor retail perseroan mencapai hingga sepertiga. Berbagai upaya akan dilakukan perseroan untuk meningkatkan jumlah investor retail, seperti peningkatan pelayanan online dan penambahan cabang.

"Tahun ini kami menargetkan penambahan 22 cabang, dimana mayoritasnya menggunakan pola kemitraan," katanya. Dalam pola kemitraan ini Mandiri Sekuritas menjalin kerjasama dengan pengusaha lokal dengan menyediakan sistem yang dibutuhkan.

Saat ini, perseroan memiliki 26 cabang. Dari 22 target cabang baru, hanya dua yang akan dibangun sendiri oleh perseroan. Sementara sisanya melalui pola kemitraan. Pola kemitraan dipilih sebab untuk membuka cabang baru diperlukan dana sebesar Rp 500 juta, belum lagi masalah perizinan lokasi dan bangunan.

"Sampai saat ini kerjasama kemitraan cukup efektif," katanya. Ia menambahkan masing-masing cabang memiliki target nilai transaksi per hari berbeda-beda disesuikan dengan lokasi. Namun, setiap cabang diwajibkan mencapai nilai transaksi per hari mencapai Rp 3 miliar

GUSTIDHA BUDIARTIE


Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

2 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

11 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

20 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

25 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

57 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya