Timor Leste Keluarkan Australia dari Proyek Migas  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 21 Februari 2013 18:43 WIB

Peta Timor Leste. everynation.org.ph

TEMPO.CO, Dili - Kementerian Perminyakan dan Sumber Daya Alam Timor Leste, hari ini, 21 Februari 2013, menyatakan negaranya akan membangun sendiri proyek gas senilai miliaran dolar AS. Kementerian akan mengakhiri keterlibatan perusahaan migas asal Australia, Woodside Petroleum.

Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Alam Timor Leste, Alfredo Pires, mengatakan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak semakin mengemuka, terutama soal bagaimana mencairkan gas dari lapangan Greater Sunrise di Laut Timor. Dengan tidak melibatkan Woodside yang berencana menanamkan investasi US$ 20 miliar, berarti juga pendapatan dari proyek migas itu tidak akan dibagi dengan Australia.

Dalam perjanjian maritim tertentu di Laut Timor (CMATS) yang ditandatangani Austalia dan Timor Leste dan mulai efektif sejak Februari 2007, di dalamnya mengatur tenggat kapan kedua pihak sepakat soal bagaimana memproses gas. “Mungkin kami akan memutuskan proses gas itu secara unilateral. Namun kami harus memutuskannya dengan Kementerian Luar Negeri Australia,” ujarnya kepada wartawan di Dili.

Woodside menginginkan memproses gas senilai miliaran dolar melalui proses terapung. Sementara itu, pemerintah Timor Leste menginginkan gas cair itu disalurkan melalui jaringa pipa. Pires mengatakan pemerintah Timor Leste sedang dalam tahap pembicaraan mengenai hal ini dengan Menteri Energi Australia Martin Ferguson dalam lawatannya ke Dili, 21 Februari 2013.

“CMATS ditandatangani oleh pemerintah kedua negara. Namun hingga saat ini kami belum mendapatkan batas maritim yang tegas. Kami harus memilih solusi terbaik untuk masa depan,” Pires menambahkan.

Setelah melakukan kerja sama dengan Pires, Menteri Energi Australia Martin Ferguson mengatakan masih ingin melanjutkan kerja sama di industri migas Timor Leste. “Kami masih mendiskusikanya dan akan dilanjutkan dalam pembahasan antara kedua negara,” ujarnya.

Jika tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak hingga Sabtu pekan ini, kesepakatan CMATS resmi berakhir pada hari tersebut. Masih ada kemungkinan perjanjian kerja sama itu dihidupkan kembali di masa mendatang jika dua pihak menyepakatinya atau menentukan batas maritim.

Timor Leste meraih kemerdekaannya dan resmi terpisah dari wilayah Indonesia pada 2002. Dengan jumlah penduduk 1,1 juta jiwa, negara ini perekonomiannya sangat tergantung dari hasil cadangan migas. Pemerintah Timor Leste menargetkan akan menggelontorkan dana besar bagi sektor migas, yang diperkirakan melampaui anggaran tahun lalu US$ yang sebesar 11 miliar.

CHANNEL NEWS ASIA | ABDUL MALIK

Berita terpopuler lainnya:
Diberhentikan SBY, Bupati Aceng Membangkang
Agnes Monica, Selebritas Berpakaian Terburuk

Pecah Jalan Para Pimpinan KPK

Damar Tak Berniat Kritik Karya Andrea Hirata

Rasyid Rajasa: Saya Tak Bersalah

Bupati Aceng Gugat Keputusan SBY

Berita terkait

Pemboran 427 Sumur Pengembangan Selesai, SKK Migas Soroti Ketersediaan Rig

2 September 2023

Pemboran 427 Sumur Pengembangan Selesai, SKK Migas Soroti Ketersediaan Rig

SKK Migas mencatat telah menyelesaikan pemboran 427 sumur pengembangan hingga Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Petronas Klaim Tak Ada Indikasi Korupsi dalam Kontrak Migas di Sarawak

27 Mei 2023

Petronas Klaim Tak Ada Indikasi Korupsi dalam Kontrak Migas di Sarawak

Pernyataan Petronas itu muncul setelah Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) sehari sebelumnya mengumumkan penyelidikan dugaan korupsi kontrak migas itu

Baca Selengkapnya

12 Proyek Migas Kelar, SKK Migas Bidik 3 Proyek Lagi Onstream di Tahun Ini

29 Oktober 2021

12 Proyek Migas Kelar, SKK Migas Bidik 3 Proyek Lagi Onstream di Tahun Ini

SKK Migas sedang melakukan koordinasi dengan KKKS untuk menambah tiga proyek baru yang ditargetkan bisa onstream tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kontrak Blok Masela Diperpanjang Sampai Tahun 2055

13 Juli 2019

Kontrak Blok Masela Diperpanjang Sampai Tahun 2055

SKK Migas menyetujui perpanjangan kontrak Blok Masela yang seharusnya berakhir pada 2028 menjadi tahun 2055.

Baca Selengkapnya

Arcandra Tahar: Kontrak Harga Jual Beli Gas Jadi Sumber Masalah

25 September 2018

Arcandra Tahar: Kontrak Harga Jual Beli Gas Jadi Sumber Masalah

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebut salah satu tantangan dalam pengembangan gas nasional adalah kontrak harga yang bisa berubah-ubah.

Baca Selengkapnya

ESDM Perpanjang Empat Kontrak Bagi Hasil Migas

11 Juli 2018

ESDM Perpanjang Empat Kontrak Bagi Hasil Migas

Kementerian ESDM memperpanjang kontrak bagi hasil empat blog migas.

Baca Selengkapnya

Lelang Wilayah Migas, Arcandra Tahar: 5 Blok Diminati Investor

30 Desember 2017

Lelang Wilayah Migas, Arcandra Tahar: 5 Blok Diminati Investor

Dari tujuh proyek yang dilelang, menurut Arcandra Tahar, lima proyek sudah diminati investor.

Baca Selengkapnya

Wamen ESDM Klaim Skema Gross Split Lebih Diminati Investor Migas

29 Desember 2017

Wamen ESDM Klaim Skema Gross Split Lebih Diminati Investor Migas

Sejak penggunaan skema gross split, Kementerian ESDM menegaskan lelang wilayah migas lebih banyak diminati ketimbang skema cost recovery.

Baca Selengkapnya

Revisi Gross Split, SKK Migas: Ada 10 Tambahan Kontrak Baru

8 September 2017

Revisi Gross Split, SKK Migas: Ada 10 Tambahan Kontrak Baru

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi optimistis revisi aturan gross split akan menarik lebih banyak investor.

Baca Selengkapnya

Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

18 Juli 2017

Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

Dari kajian yang diselesaikan pada Juni 2017 itu didapatkan
bahwa proyek pengembangan gas East Natuna tidak layak
investasi.

Baca Selengkapnya