Pemerintah Belum Menunjuk Penilai Aset BPPN

Reporter

Editor

Kamis, 5 Agustus 2004 00:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Departemen Keuangan mengaku kesulitan menunjuk auditor penilai aset-aset peninggalan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Sehingga masa tugas Tim Pemberesan yang diketuai Menteri Keuangan itu sendiri, perlu diperpanjang. "Prosedur-prosedur penunjukkan itu ada yang rumit," kata Menteri Keuangan, Boediono di Jakarta, Kamis (5/8).Rumitnya aturan itu, menurut Boediono, karena mewajibkan beberapa syarat, seperti tender dalam penunjukkan penilai aset-aset itu. "Untuk menilai aset yang berjumlah Rp. 4,346 triliun itu perlu waktu yang cukup lama, karena auditnya secara menyeluruh, termasuk kinerja BPPN," katanya. Untuk itu, dirinya berjanji akan melakukan penunjukkan itu dalam waktu dekat ini. Sebenarnya, masa kerja Tim Pemberesan berakhir pada 27 Agustus mendatang. Tapi Menteri Keuanga justru mengusulkan perpanjangan masa kerja. Soal penunjukkan auditor itulah yang menjadi alasan perpanjangan tim ini. Usulan ini masih dibahas bersama dengan Sekretaris Negara, sebelum diajukan ke presiden. Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan Achmad Rohjadi mengatakan perlu waktu 3-4 bulan hanya untuk melakukan tender penunjukan auditor. "Itu belum sampai hasilnya," katanya. Soal penunjukkan auditor lewat tender itu, Rochjadi merujuk Undang-Undang Pengadaan Barang dan Jasa yang mengatur mekanisme penunjukkan sampai tender. Perlunya menunjuk auditor sendiri, menurut Rochjadi, karena pemerintah tidak akan memakai data awal yang sudah diserahkan BPPN. Di lain sisi, Badan Pemeriksa Keuangan sudah mempertanyakan hasil audit itu, karena harus sudah selesai September mendatang.Bagja Hidayat - Tempo News Room

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

24 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

34 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

36 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

37 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

37 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

37 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

38 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya