Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Ngalim Sawega, mengatakan, berdasarkan penutupan akhir perdagangan kemarin BEI berada pada posisi 4.281,86 dibandingkan posisi penutupan terakhir pada 2011 yang berada pada posisi 3.821,99.
"Itu dilihat dari penutupan kemarin, belum tahu nanti dengan penutupan perdagangan sore kayak apa. Semoga naik. Adanya kenaikan saham tersebut artinya bahwa pasar modal kita masih menarik," katanya, saat konferensi pers akhir tahun, di gedung BEI, Jakarta, Jumat, 28 Desember 2012.
Ngalim mengungkapkan kenaikan tersebut merupakan kepercayaan investor kepada pasar saham dibandingkan deposito, meskipun investor memiliki pilihan untuk berinvestasi di pasar saham atau berinvestasi di tempat lain. Ini terbukti dengan adanya kenaikan sebesar 12,03 persen yang dinilai cukup tinggi.
Selain itu, rasio kapitalisasi terhadap GDP 2009 untuk reksadana saham naik 36 persen. Sedangkan korporasi 1,6 persen dan obligasi pemerintah sebesar 10,2 persen. "Semuanya ada perubahan, tetapi yang mencolok kenaikan saham," kata Ngalim. Situasi ini mengindikasikan bahwa pasar Indonesia masih menarik karena investor banyak memilih untuk masuk bursa saham.
Ia mengatakan indikasi peningkatan pertumbuhan sebesar 12,03 persen juga mencerminkan kepercayaan masyarakat kepada emiten Indonesia. Selain itu, ada mekanisme penunjang aksi korporasi seperti right issue dan initial public offering (IPO/penawaran umum saham perdana) yang mendorong peningkatan pertumbuhan perdagangan.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.