Pemerintah Bidik 100 Ribu Wisatawan Timur Tengah
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 20 Desember 2012 18:51 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar berharap program pariwisata syariah mulai berjalan tahun 2013. Meski belum memastikan target jumlah wisatawan di sembilan destinasi wisata muslim, ia yakin potensinya sangat besar.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan sembilan tujuan wisata yang memiliki potensi untuk dipromosikan sebagai kawasan wisata syariah di Indonesia. Sembilan daerah itu adalah Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Makassar, dan Lombok.
Dengan populasi muslim dunia sebanyak 1,8 miliar orang atau 28 persen total populasi dunia, Sapta yakin program wisata syariah ini mampu mendorong umat muslim dunia berkunjung ke Indonesia. Khusus pelancong asal Timur Tengah, ia menargetkan lebih dari 100 ribu wisatawan akan datang ke dalam negeri.
"Mungkin dulu orang muslim dunia enggan ke Bali karena makanan identik dengan daging guk-guk (anjing). Sekarang, dengan jaminan halal, mereka pasti lebih percaya," ucapnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amien menuturkan, wisata ke gunung atau pantai tidak diharamkan dalam Islam. Keindahan alam, ujarnya, merupakan ciptaan Tuhan yang harus dinikmati.
Bagi Ma'ruf, konsep wisata syariah ini hanya menekankan pada pola pelayanannya, bukan mengubah obyek wisata itu sendiri. "Obyek apa saja boleh, asalkan bukan striptease. Jadi, travel agent, tour guide, restoran, harus dalam pengawasan syariah," katanya.
Pengelola Hotel Sofyan, Riyanto Sofyan, menambahkan, bisnis wisata syariah merupakan evolusi dari produk makanan halal dan ekonomi syariah. Ia mencontohkan restoran cepat saji McDonalds di Melbourne, setelah menyandang label halal, jumlah pengunjung semakin banyak.
"Ini bukti, yang mulanya tidak mau, jadi mau setelah lihat label halal. Di Bali, Hotel Aston telah bersertifikat halal," kata Riyanto.
DIANANTA P. SUMEDI