Ekspor Indonesia Diprediksi Turun 7 Persen  

Reporter

Rabu, 28 November 2012 15:22 WIB

Gita Wirjawan. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memprediksi nilai ekspor Indonesia pada 2012 ini akan menurun 5-7 persen. Penyebabnya adalah penurunan harga berbagai komoditas ekspor unggulan, seperti minyak mentah (CPO), karet, dan batu bara.

Menurut Gita, sekitar 65 persen ekspor Indonesia tergantung pada berbagai komoditas yang merupakan hasil alam. “Padahal, koreksi harga berbagai komoditas itu 30-40 persen,” katanya, saat ditemui di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu, 28 November 2013.

Gita kemudian membuat perhitungan sederhana. Nilai ekspor Indonesia tahun lalu adalah US $ 200 miliar. Jika 65 persen dari jumlah itu adalah ekspor komoditas, US $ 130 miliar di antaranya adalah produk ekspor non-industri.

“Dengan hanya memperhitungkan koreksi harga berbagai komoditas alami yang mencapai 30 hingga 40 persen, seharusnya nilai ekspor Indonesia bisa menurun antara US $ 40 miliar hingga US $ 50 miliar.”

Melihat kondisi dari Januari hingga Oktober lalu, Gita memperkirakan nilai ekspor Indonesia hanya akan menurun sekitar US $ 10 miliar. “Ini menunjukkan pengusaha kita begitu gigih mengantisipasi koreksi harga dengan menambah volume ekspor,” Gita mengatakan.

Ke depan, Gita berharap Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk-produk hasil industri. “Saya lihat sudah ada tanda-tanda menuju ke sana,” katanya.

Pertanda baik itu, menurutnya, tampak dari meningkatnya impor Indonesia untuk bahan baku dan bahan pembantu industri yang mencapai 20 persen. Sementara, di lain pihak, impor barang konsumsi hanya naik sebesar 0,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Gita menambahkan, kenaikan impor bahan baku dan pendukung produksi ini akan mulai tampak pada peningkatan ekspor barang-barang industri tahun depan. Saat itu terjadi, tinggal dilihat, apakah pasar siap menyerapnya atau tidak.

Gita sendiri mengaku pesimistis pada kondisi ekonomi Eropa yang menurutnya belum akan pulih dalam waktu dekat. “Kalau tidak ada permintaan ya terpaksa, produknya kita serap sendiri,” ucapnya.

Gita mengakui peningkatan impor itu akan tetap membebani neraca pembayaran. Tapi ia memperhitungkan, defisit neraca pembayaran tahun ini masih di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). “Artinya masih manageable.”

PINGIT ARIA

Berita Terpopuler:
Ini Curhat Bekas Penyidik KPK tentang Abraham Samad

Marzuki Alie Lapor Menlu, Dubes di Jerman Santai

Jokowi: Saya Selesai, MRT Selesai

Surat Pengunduran Diri Penyidik Hendy Puji KPK

Misteri Otak Saat Koma Mulai Terkuak

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

8 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

9 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya