TEMPO.CO, Jakarta - Blue Bird Group menyatakan akan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) tahun depan. "Sekarang sedang proses seleksi underwriter, dan penunjukkannya pada akhir Januari 2013," kata Vice President Business Development Blue Bird Group, Noni S.A. Purnomo, seusai konferensi pers "Kerja Sama Mecedes-Benz Indonesia dan Blue Bird Group untuk C-Class dan E-Class", Senin, 26 November 2012.
Blue Bird Group menyebutkan akan melepas 20-40 persen kepemilikan. Namun, kata Noni, persentase kepemilikan yang akan dilepas itu masih belum ditentukan secara pasti.
Ia menambahkan, sampai saat ini, perusahaan masih melihat keadaan pasar untuk menawarkan saham perdana. Menurut Noni, tujuan utama perusahaan melakukan IPO bukan untuk memenuhi kebutuhan finansial.
Rencana pelepasan saham Blue Bird Group ke publik telah lama menjadi agenda perseroan. Namun hal itu baru bisa direalisasikan tahun depan. Selain ingin mendapatkan dana segar untuk ekspansi usaha, katanya, aksi korporasi itu sekaligus membuka kesempatan masyarakat memiliki saham perseroan.
Dalam rencana itu, perseroan bakal melepas sekitar 20-30 persen saham ke publik. Namun ia enggan menyebutkan angka pasti berapa dana yang ditargetkan terkumpul, termasuk penunjukkan penjamin emisinya (underwriter-nya).
Saat ini, menurut dia, kas perseroan cukup stabil untuk melakukan ekspansi usaha. Hal ini karena dukungan modal yang cukup besar dari perbankan. Tak kurang sebanyak lima perbankan swasta sejak lama menjadi mitra kerja perusahaan keluarga Djokosoetono itu. “Ada NISP, CIMB Niaga, Bukopin, BCA. Ada sekitar lima sampai enam bank jadi mitra kami,” katanya.
Bahkan, untuk menjaga performa armada taksi di lapangan, tak kurang dari 4.000 unit kendaraan diremajakan setiap tahun. Jumlah itu bisa bertambah hingga 5.000 unit seiring dengan rencana ekspansi usaha. “Setiap tahun, pembelian kendaraan kami bisa mencapai Rp 800 miliar. Itu hanya untuk peremajaan dan pembelian kendaraan.”
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.