Ribuan buruh menggelar aksi mogok kerja di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Rabu (3/10). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Bekasi - Staf Ahli Bidang Ketenagakerjaan Menteri Koordinator Perekonomian, Arief Habibie, menyatakan maraknya aksi demo buruh melakukan mogok kerja akan memukul iklim investasi nasional. Alasannya, para investor akan melihat Indonesia bukan sebagai negara yang kondusif untuk menanamkan modal.
"Padahal datangnya investasi akan menyerap tenaga kerja," kata Arief di sela acara Focus Group Discussion bertema "Demo Buruh dan Implikasinya terhadap Perekonomian Nasional" di Bekasi, Senin, 19 November 2012.
Ia mengatakan, meningkatnya investasi mampu menekan angka pengangguran nasional. Menurut Arief, pemerintah sudah berhasil menekan angka pengangguran sejak 2005. Ketika itu, angka pengangguran nasional mencapai 11 persen.
“Kini jumlah pengangguran sudah berada di angka 6 persen. Karenanya, sangat penting untuk mempertahankan iklim investasi agar makin banyak investor menanamkan modalnya di Indonesia,” kata Arief.
Ia menambahkan, saat ini banyak perusahaan manufaktur di Cina akan merelokasi usahanya ke Asia Tenggara. Negara Tirai Bambu tentu bakal memilih negara yang kondusif untuk menjalankan usaha mereka.
Namun, dia menambahkan, yang menangkap peluang tersebut justru Vietnam. Sedangkan Indonesia masih bergelut soal mogok kerja buruh. Untuk itu, pemerintah berharap iklim investasi dalam negeri terus membaik. "Sehingga investasi dari Cina bisa kita serap maksimal," kata Arief.
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
3 jam lalu
Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.