TEMPO.CO, Cilacap - Eksportir Cilacap mengeluhkan penolakan udang vanamei olahan yang selama ini menjadi salah satu produk ekspor dari Cilacap. Penolakan ekspor tersebut disebabkan adanya isu penggunaan antibiotik chloramphenicol dalam pengolahan udang itu. "Hampir sebulan ini, udang olahan kami tak diterima pasar ekspor," kata Direktur PT Toxindo Prima, Sudirwan Kadarmilah, eksportir udang asal Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 16 Oktober 2012.
Ia mengatakan, udang olahan dari Cilacap selama ini diekspor ke Jepang. Selain dari Cilacap, pasokan udang mentah untuk diolah juga didatangkan dari ratusan pengusaha tambak di Jawa Barat.
Saat ini, kata dia, larangan ekspor udang vanamei asal Cilacap tersebut belum dicabut. Ia menambahkan, pada 14 Sepetember lalu, ada lima kontainer udang vanamei Indonesia yang ditolak masuk ke Jepang. Ia sendiri sudah sebulan tak mengirim produk ke Jepang.
Antibiotik chloramphenicol biasa digunakan untuk menanggulangi infeksi bakteri anaerobik, seperti aeromonas, pseudomonas, mycoplasma, dan enterobacteriaceae. Antibiotik diberikan melalui pakan untuk mencegah penyakit.
Chloramphenicol punya efek membunuh mikroorganisme dalam pakan sehingga pakan menjadi lebih awet, serta mampu memperbaiki sistem pencernaan hewan supaya lebih efisien dan nafsu makan ikan atau udang meningkat. Namun residu chloramphenicol bisa menyebabkan kematian pada penderita anemia yang bisa berlanjut ke leukemia.
Ketua Koperasi Unit Desa Minasaroyo Cilacap Untung Jayanto mengatakan, penolakan udang hanya terjadi pada jenis vanamei. "Udang jenis lain, seperti jerbung, pink, barat, rosok, dan tiger, pasarnya masih terbuka luas," katanya.
Menurut dia, saat ini pasokan udang jenis itu sedang sedikit karena minimnya hasil tangkapan nelayan. Ia mengatakan, selama ini, sekitar 80 persen udang vanamei yang diekspor melalui Cilacap berasal dari petani Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Indramayu, Tegal, Pelabuhan Ratu, Yogyakarta, dan Lampung. Di Cilacap sendiri, jumlah petani tambak yang membudidayakan udang vanamei masih sangat sedikit.
Ia menyebutkan, pada 2011, ekspor ke Jepang sebesar 15 ton. Tahun ini meningkat sangat signifikan, mencapai lebih dari 200 ton per tahun. Harganya yang cukup stabil di pasar internasional membuat udang jenis ini menjadi salah satu komoditas unggulan.
ARIS ANDRIANTO
Berita terkait
Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi
4 hari lalu
Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
6 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaRektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel
7 hari lalu
Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
7 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaEkspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu
7 hari lalu
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
7 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral
8 hari lalu
Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.
Baca SelengkapnyaKemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA
54 hari lalu
Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI
28 Februari 2024
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.
Baca SelengkapnyaGanjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru
1 Februari 2024
Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.
Baca Selengkapnya