Wilayah Konservasi Laut Bisa Timbulkan Konflik  

Jumat, 12 Oktober 2012 17:08 WIB

Warga suku kawe bermain dengan Ikan Hiu di Kawasan Konservasi Perairan Laut Kawe Kepulauan Wayaq Raja Ampat Papua (14/05) Tempo/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menuding program Marine Protected Areas Governance (MPAG) pemerintah telah mencaplok kawasan laut adat nelayan.

"Mereka (pemerintah) datang tanpa meminta persetujuan masyarakat dan langsung menetapkan bahwa wilayah melaut nelayan sebagai wilayah konservasi," kata Koordinator Program Kiara, Abdul Halim, saat ditemui dalam konferensi pers di kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jumat, 12 Oktober 2012.

Dari temuan Kiara di lapangan, 15,5 juta hektare area wilayah laut yang ditetapkan sebagai wilayah konservasi ditetapkan tanpa dialog terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar, yang rata-rata bekerja sebagai nelayan. Akibatnya, banyak permasalahan yang timbul di lapangan.

Salah satunya konflik nelayan dengan pemerintah karena ketidaktahuan nelayan bahwa wilayah tempat mereka biasa melaut kini dilarang pemerintah untuk dijamah.

Permasalahan lainnya yaitu berupa ketidaksetujuan masyarakat yang merasa wilayah adatnya merupakan wilayah konservasi sejak dulu. Mereka merasa sudah melakukan konservasi secara adat jauh sebelum pemerintah menetapkan wilayah adat mereka sebagai wilayah konservasi.

"Dari catatan kami, setidaknya 16 nelayan tewas ditembaki karena melanggar batas wilayah konservasi," kata Abdul Halim. Data tersebut adalah catatannya sejak 1960 hingga 2012.

MPAG adalah bentuk kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat untuk mendukung upaya Indonesia dalam pengembangan kebijakan konservasi perairan di Indonesia. Targetnya, Indonesia memiliki 20 juta hektare wilayah laut yang dijadikan kawasan konservasi. Untuk tahun ini, Indonesia sudah menetapkan 15,5 juta hektare wilayah konservasi.

Sebenarnya, tidak ada masalah dengan penetapannya. Karena program itu cukup baik untuk memulihkan lingkungan laut yang rusak. Permasalahan muncul karena proses penetapannya yang tidak melibatkan masyarakat.

Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar setiap penetapan wilayah konservasi oleh pemerintah turut mengikutsertakan masyarakat. Dengan demikian, menjadi jelas mana saja wilayah yang merupakan wilayah konservasi dan mana pula yang bukan, dan masyarakat pun mengetahuinya.

Abdul juga menyarankan agar penetapan wilayah konservasi disinergikan dengan kegiatan ekonomi masyarakat setempat, nilai-nilai sosial dan agama, serta adat istiadat masyarakat setempat.

RAFIKA AULIA

Berita terpopuler lainnya:
Ditanya Soal Anas, Angie Sesenggukan

Politikus PKS Tanyakan Duit Saweran Gedung KPK

Setengah Bugil, Model Tabrak 7 Orang

Mantan FBI Sarankan Indonesia Belajar Ke Singapura

Wanita Ini Terima Tagihan Ponsel 11,7 Triliun Euro

3 Bahasa Terpopuler di Indonesia

DPR Akhirnya Loloskan Anggaran Gedung KPK

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya