Penurunan Kredit Ekspor Pacu Kreativitas Industri  

Senin, 8 Oktober 2012 13:36 WIB

Badan Pengembangan Ekspor Nasional

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengajak pelaku usaha memandang positif penurunan kredit ekspor pada kuartal ketiga tahun ini di beberapa bank besar. Penurunan tersebut seharusnya menjadi pendorong bagi pelaku usaha Indonesia untuk lebih kreatif.

"Mari kita lihat penurunan kredit ekspor ini dari segi positifnya," kata Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Bobby H Rufinus, saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Senin, 8 Oktober 2012.

Bobby mengatakan kreativitas pelaku industri itu diperlukan untuk menciptakan peluang usaha baru seperti mengembangkan pasar ekspor baru, inovasi produk, dan menambah nilai ekonomi dari produk ekspor dalam negeri.

"Depresi ekonomi dunia saya lihat sebagai suatu kondisi yang memberikan hikmah positif. Sebab, hal itu membuat pelaku usaha terpaksa meningkatkan daya saing produk mereka di antara produk-produk negara lain," katanya.

Penurunan ekspor juga dinilai pemerintah sebagai kesempatan bagi pelaku usaha untuk lebih jeli melihat kondisi pasar, menciptakan peluang usaha dalam negeri, dan membuatnya bernilai ekonomi tinggi.

Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri Tbk, Pahala N Mansuri, menyatakan ada pelambatan pertumbuhan kredit ekspor pada perusahaannya. Hal tersebut disebabkan adanya perlambatan ekonomi dunia yang dampaknya membuat ekspor Indonesia ikut melambat.

Tanda-tanda melambatnya pertumbuhan kredit pembiayaan ekspor itu terlihat pada kuartal ketiga, saat kredit ekspor hanya mencapai 23 persen. Angka itu di bawah pencapaian kuartal sebelumnya yang sebesar 26,6 persen.

Menurut Bobby, pemerintah sudah memprediksi tersebut jauh hari sebelumnya. Oleh sebab itu, lanjutnya, pemerintah sudah mengambil berbagai kebijakan agar depresi ekonomi dunia tidak menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Beberapa contoh kebijakan yang dilakukan antara lain penghematan konsumsi bahan bakar minyak dalam negeri, kebijakan pintu masuk impor hortikultura, serta mewajibkan pelaku usaha mineral dan batu bara untuk menambah nilai produknya sebelum diekspor. "Itu semua kebijakan pemerintah untuk menghalau perlambatan ekonomi global," kata Bobby.

Ia mengakui bahwa efektivitas kebijakan itu belum dapat dirasakan dalam waktu singkat. "Memang butuh waktu, tetapi kami pasti akan melakukan berbagai usaha untuk mencegah perlambatan ekonomi nasional," kata Bobby.

RAFIKA AULIA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

2 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

2 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

3 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

4 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

5 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

6 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya