TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) tetap mengupayakan menjual PT Bank Permata tahun ini. "DPR sudah memahami penjualan bank tahun ini," kata Direktur PPA, Ananda Barata di Jakarta, Jumat (27/5). Dalam pertemuannya dengan komisi keuangan dan perbankan DPR, Kamis (26/5) malam, PPA memaparkan rencana penjualan saham pemerintah di Bank Permata tahun ini. Rencananya pembahasan dengan komisi ini akan dilanjutkan dalam sidang pleno DPR.Ananda mengatakan PPA telah mengajukan tiga opsi atas penjualan 97,66 persen saham pemerintah ini. "Kami minta diberikan fleksibilitas untuk menjualnya," kata dia.Pertama, Bank Permata akan dijual dengan menggunakan pola lama yang sudah disetujui secara prinsip oleh DPR, yakni 51 persen dijual ke investor strategis dan 20 persen dijual melalui pasar modal ke investor terpilih (market placement). Kedua, Bank Permata dijual dengan pola 71 persen secara langsung dengan menggunakan harga premium. Terakhir, pemerintah melepaskan kepemilikan 97,66 persen saham Bank Permata untuk diserahkan kepada investor dengan harga sangat super premium.Saat ditanya apakah kondisi pasar cukup mendukung untuk menjual Permata tahun ini, Ananda belum bisa menjawabnya. "Nanti setelah penunjukkan penasehat keuangan akan dibahas. Apakah tahun ini atau tahun depan. Yang pasti pemerintah mencanangkan tahun ini dan belum berubah," kata dia.Saat ini, lanjut Ananda, PPA sedang melakukan proses seleksi lima penasehat keuangan. Menurutnya penjualan bank ini akan lebih diperdalam setelah terpilihnya penasehat keuangan ini.Sebelumnya, PPA telah melakukan penjajakan ke beberapa negara Eropa untuk penjualan asetnya. Ananda mengatakan investor asing banyak yang menyatakan minatnya terhadap Bank Permata. Penjajakan ini, lanjutnya, akan diteruskan dengan road show ke beberapa negara setelah penunjukan penasehat keuangan. Yandi MR - Tempo News Room
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.