TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pertekstilan Indonesia memperkirakan pertumbuhan industri tekstil nasional bisa melampaui 5 persen pada 2013. Menurut Ketua Umum API, Ade Sudrajat, pencapaian tersebut didukung masuknya investasi asing.
Ade menuturkan saat ini beberapa perusahaan dari sejumlah negara sudah menyatakan komitmen untuk menanamkan modal di sektor tekstil. "Yang tertinggi berasal dari Jepang dan Taiwan," ujarnya.
Ade menolak menyebutkan identitas perusahaan tersebut serta nilai investasi yang akan ditanamkan di Indonesia. Rencana tersebut, kata dia, baru bisa diwujudkan pada Desember 2012. "Saat ini baru ada kesepakatan investasi."
Selain investasi, faktor pendorong tumbuhnya industri tekstil ialah stimulus dari pemerintah. Menurut dia, bantuan restrukturisasi mesin tekstil saat ini sebagian besar sudah dicairkan dan bakal memberi kontribusi pada peningkatan produktivitas perusahaan.
"Hal ini sangat membantu pertumbuhan industri tekstil di masa mendatang," ujarnya.
Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian, Ramon Bangun, mengatakan program restrukturisasi mesin tekstil selesai pada Oktober 2012. Tercatat 150 perusahaan yang menerima bantuan senilai total Rp 145 miliar. Dari jumlah bantuan tersebut, Rp 115 miliar sudah dicairkan. "Sisanya akan cair setelah mesin pesanan tiba," ucapnya.
Ramon mengatakan restrukturisasi mesin tekstil 2012 diberikan berdasarkan aktivitas masing-masing perusahaan. Menurut dia, program yang berjalan pada tahun ini dinikmati secara merata oleh seluruh komponen industri. DIMAS SIREGAR
Industri Tekstil Berharap Program Restrukturisasi Mesin Diteruskan
15 September 2007
Industri Tekstil Berharap Program Restrukturisasi Mesin Diteruskan
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah berharap pemerintah melanjutkan program restrukturisasi mesin tekstil hingga mencakup seluruh pabrik tekstil yang ada.
Program restrukturisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam bentuk skim kedua senilai Rp 80 miliar mulai diluncurkan. Program ini bagian dari program restrukturisasi TPT dengan total nilai Rp 255 miliar. Sebelumnya, Departemen Perindustrian meluncurkan skim pertama dengan nilai Rp 175 miliar.