Nirvana Development Garap Proyek Rp 2,1 Triliun  

Reporter

Kamis, 13 September 2012 16:45 WIB

Logo PT Bursa Efek Indonesia (BEI) atau biasa disebut Indonesia Stock Exchange (IDX). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan properti, PT Nirvana Development Tbk, tengah menggarap proyek di tiga daerah senilai Rp 2,1 triliun. Proyek itu di antaranya berada di Cirebon (Jawa Barat), Solo (Jawa Tengah), dan Sampit (Kalimantan Tengah).

Presiden Direktur Nirvana Development Andreas Kartawinata mengatakan pembiayaan proyek itu akan berasal dari dua mekanisme. "Empat puluh persen berasal dari kas internal dan sisanya berasal dari pinjaman," katanya seusai pencatatan saham Nirvana di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 13 September 2012.

Saat ini, proyek yang sudah beroperasi adalah Cirebon Super Block yang dibangun di atas lahan seluas 60 ribu meter persegi. Proyek ini ada sejumlah fasilitas, antara lain pusat perbelanjaan, ruko, hotel, dan perkantoran.

Perseroan juga membangun The Park Solo seluas 125 ribu meter persegi. Terdiri dari perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, dan ruko. Di superblok ini juga akan dibangun hotel bintang empat, Swiss-Belhotel Solo dengan fasilitas 400 kamar. Ia menuturkan, proyek ini ditargetkan rampung 2013.

Sementara di Sampit, perseroan akan membangun superblok Borneo City di lahan seluas 36 ribu meter persegi. Beberapa tenant yang berencana bergabung di proyek ini, antara lain Matahari, Hypermart, dan Fun World. "Ini akan selesai pada 2014," kata dia.

Saat ini, menurut Andrea, luas lahan yang dimiliki perusahaan atau land bank mencapai 40 hektare dan berencana ditambah lagi. Namun, ia belum mau menyebutkan lokasi lahan baru yang tengah dibidik. "Yang pasti kalau akuisisi lahan minimal luasnya 5 hektare karena kami inginnya proyek superblok."

Nirvana Development baru saja melantai di bursa pada Kamis, 13 September 2012. Dana hasil penawaran saham ke publik senilai Rp 630 miliar, menurut Andreas, sebagian besar akan dipakai untuk melunasi utang ke Delphi Property Investment Limited. Utangnya mencapai Rp 300 miliar atau 49,02 persen dari dana IPO.

Sebelumnya, perusahaan memiliki fasilitas pinjaman kepada Delphi senilai Rp 600 miliar. Dana itu telah digunakan sebesar Rp 443,7 miliar hingga 29 Februari 2012 untuk investasi kepada anak usaha. Jangka waktu fasilitas pinjaman itu sejak 30 Desember 2011 hingga 31 Desember 2012. "Ini merupakan percepatan pelunasan utang kami yang sudah disetujui kreditor," Direktur Nirvana Development Frederick Rompas.

SUTJI DECILYA

Berita Terpopuler:
Hartati Murdaya Tak Takut Walau Ditembak Mati

Tewas Gara-gara Perbesar Penis dengan Silikon

Alasan Indonesia Terpilih Tuan Rumah Miss World

Meriah Halal Bihalal Jokowi di Kelapa Gading

KONI Minta PSSI Djohar Jangan Seperti Anak-anak

Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

4 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

13 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

22 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

27 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

59 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya