Banyak Kontraktor Migas Hanya Incar Lisensi Lahan  

Reporter

Senin, 10 September 2012 08:29 WIB

AP/Peter Andrew Bosch

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mencatat, dari total 121 kontraktor kontrak kerja sama (KKS) yang jangka waktu eksplorasinya sudah melebihi tiga tahun, 69 di antaranya belum memenuhi komitmen eksplorasi.

“Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh BP Migas, faktor eksternal masih menjadi kendala utama,” ujar Wakil Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Johannes Widjonarko pada Ahad, 9 September 2012.

Sebanyak 33 persen dari 69 kontraktor tersebut mengalami kendala eksternal dalam melakukan eksplorasi hulu minyak dan gas bumi. Beberapa faktor eksternal itu adalah tumpang tindih lahan, perizinan, ganti rugi, dan isu sosial masyarakat.

Selain itu, ada juga kendala internal perusahaan seperti pembagian operator dan finansial yang menghambat perusahaan memenuhi komitmen pasti. Padahal, industri hulu migas sifatnya padat modal dan berisiko tinggi. Yang terjadi belakangan ini adalah sering kali beberapa kontraktor berniat menawarkan berbagi risiko dengan pihak lain dan hal ini yang terhalang oleh aturan.

Adapun Wakil Presiden Asosiasi Perminyakan Indonesian Sammy Hamzah menyatakan, banyak kontraktor yang hanya mengincar lisensi lahan wilayah eksplorasi namun tidak juga melaksanakan pengeboran. Ada juga yang tidak segera melakukan eksplorasi karena hanya ingin menawarkan kembali ke pihak lain.

“Ini merugikan negara. Seharusnya pemerintah dan BP Migas lebih ketat mengawasi pemilik kontrak yang tidak serius,” ucapnya.

Akibatnya, tidak ada investasi riil yang menguntungkan negara dan produksi minyak tak kunjung bertambah. Hal ini sangat disayangkan, karena artinya Indonesia tidak bisa memanfaatkan momentum terus melambungnya harga minyak mentah dunia.

Saat ini, jumlah kontrak kerja sama yang ditandatangani investor tidak sebanding dengan jumlah sumur eksplorasi baru yang ada. “Selama lima tahun ini, jumlah sumur baru terus menurun padahal jumlah kontraknya meningkat,” ujar Sammy.

Sebelumnya, BP Migas memperkirakan produksi minyak bumi tahun depan akan mencapai titik terendah karena faktor alami, yaitu kebanyakan sumber minyak di Indonesia telah berproduksi selama lebih dari 20 tahun.

Adapun produksi minyak bumi pada 2014 diharapkan kembali tumbuh dan mencapai 1 juta barel per hari karena Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur, sudah bisa mencapai produksi 165.000 barel per hari.

ROSALINA | RR ARIYANI

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

22 Januari 2021

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya